Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ganjar: Pilgub Jateng Saya Hanya Keluar Uang Rp500 Juta

Ganjar: Pilgub Jateng Saya Hanya Keluar Uang Rp500 Juta
Ganjar Pranowo (Foto: Taufik Budi/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah terpilih, Ganjar Pranowo, mengaku hanya mengeluarkan uang sebesar Rp500 juta selama Pemilihan Gubernur Jateng 2013. Atribut kampanye lebih banyak banyak berasal dari sumbangan teman-temannya.

“Kalau ditotal samapai sekarang saya hanya mengeluarkan uang sekira Rp500 juta. Itu pun uangnya untuk kepentingan saya sendiri, seperti transport, sewa hotel atau mentraktir orang-orang,” ujar Ganjar saat berbincang dengan redaksi Okezone, di Gedung High End, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu 19 Juni.

Ganjar mengatakan, saat dia mendapat rekoendasi dari PDIP untuk diusung sebagai cagub, banyak temannya yang memberi berbagai sumbangan. Sumbangan tidak berupa uang melainkan dalam bentuk atribut kampanye yang langusng didistribusikan ke berbagai daerah.

“Saat pencalonan itu banyak yang telefon ingin memberi sumbangan. Ada yang sumbang kaos, baliho, spanduk maupun stiker. Sumbangan itu tidak saya kelola namun langsung didistribusikan ke daerah-daerah,” ujarnya.

Alumnus Universitas Gajah Mada itu menyampaikan, kemenangannya di Pilgub Jateng bukan karena besarnya modal, melainkan memanfaatkan berbagai jaringan. Selain mesin politik partai dan relawan, dia juga mendekati media untuk mengenalkan sosok dan program-programnya.

“Popularitas saya tidak tinggi, makanya harus cari tempat-tempat yang bisa dongkrak popularitas. Kita juga pasang gambar-gambar di tempat strategis. Setiap satu pekan, kami selalu evaluasi langkah tersebut efektif atau tidak,” tegasnya.

Sebagaimana calon gubernur lainnya, Ganjar juga menawarkan berbagai program agar menarik perhatian masyarakat. Dia mengaku tak hanya ‘menjual’ isu perubahan kepada calon pemilih sebagaimana sukses diterapkan Joko Widodo di Jakarta.

“Saya tidak membatasi isu, semua isu saya jual untuk menarik masayarakat. Tentu isu itu harus sesuai dengan kebutuhan mereka. Petani tentu yang dibutuhkan ketersediaan pupuk, nelayan tidak bisa melaut karena tidak ada solar, maka hal itu yang kita tawarkan. Kalau kita hanya menawarkan perubahan, petani di sawah itu gak mudheng opo iku perubahan (tidak tau apa itu perubahan),” tandasnya.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement