JAKARTA - Politikus PDIP, Ganjar Pranowo, menyebut tidak akan terjadi kebuntuan komunikasi antara partai berlambang banteng moncong putih itu dengan pemerintah, pasca-meninggalnya Taufiq Kiemas.
"Memang pak Taufiq itu mempunyai kekuatan lobi yang baik, tapi bukan berarti setelah beliau wafat, hubungan partai dengan pemerintah lantas goyah," ucap Ganjar saat berdiskusi di redaksi Okezone, Gedung High End, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu 19 Juni.
Menurutnya, sejumlah kader PDIP juga memiliki kemampuan sebagaimana Taufiq. Gubernur Jawa Tengah terpilih itu mengatakan, Puan Maharani selain mempunyai karakter pemimpin juga dapat menjadi pelobi andal.
"Dalam beberapa kesempatan pak Taufiq mengajak putrinya, mbak Puan, untuk bertemu SBY. Jadi menurut saya, komunikasi partai dengan pemerintah tidak akan buntu," tandasnya.
Ganjar juga menyampaikan, meski ada kesan kubu-kubu yang berbeda di internal partai, namun segala keputusan tetap dipegang Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Apalagi kubu tersebut seolah terbentuk antara Megawati dan almarhum suaminya, Taufiq Kiemas.
"Kalau saya dekat dengan semuanya, bahkan saya lebih dekat dengan pak Taufiq. Namun saya juga dekat ibu Mega, dengan mbak Puan saya juga dekat. Meski demikian segala keputusan tetap pada ibu," tegasnya.
Dia mencontohkan, saat reshuffle kabinet beberapa waktu lalu, Taufiq Kemas sempat mengutarakan agar kader PDIP masuk dalam pemerintahan. Namun, pada saat itu Megawati menolak, sehingga PDIP tetap berada di barisan oposisi.
"Selain itu, saat Pilgub DKI Jakarta, pak Taufiq cenderung ke Foke, tapi ibu memilih Jokowi, keputusan partai akhirnya juga mengikuti ibu," urainya.