KAIRO – Seorang Pemimpin Ikhwanul Muslimin (IM) Mohamed Badie akhirnya disidangkan di pengadilan Kairo. Ini merupakan kemunculan pertama Badie semenjak dirinya ditangkap akibat kerusuhan yang terjadi di Mesir, ketika Presiden Mesir Mohamed Morsi digulingkan oleh militer.
Pria berusia 70 tahun tersebut menolak segala tuduhan mengenai tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh IM. Badie ditahan bersama dua orang anggota Ikhwanul Muslimin lain, Mohamed El Beltagi dan Essam El Erian.
“Kenapa Anda (Pemerintah Mesir) tidak menginvestigasi pembunuhan anak saya, dan pembakaran rumah dan kantor saya,” ucap Badie, di pengadilan, seperti dikutip dari Voice of America, Selasa (10/12/2013).
Kasus Badie sangat terkait dengan kerusahan yang terjadi di depan Universitas Kairo, Juli lalu. Badie sendiri harus menghadapi tuduhan perencanaan tindak kekerasan selama Mesir ada dalam kondisi darurat.
Mesir di pertengahan tahun lalu sempat menjadi sorotan dunia ketika peristiwa jatuhnya Presiden Morsi berubah menjadi aksi pertumpahan darh. Telah ratusan orang yang tewas akibat kerusuhan tersebut.
Awalnya, massa IM hanya melakukan aksi duduk di depan Masjid Rabba Al Adawiya. Tetapi semua berubah saat militer Mesir mulai melakukan aksi represif untuk membubarkan para pendukung Morsi.
Saat ini, kondisi Mesir sudah lebih kondusif bila dibandingkan Juli lalu. Negara ini juga telah siap menggelar pemilihan umum sekitar tahun depan, untuk memilih pemimpin baru mereka.
(Fajar Nugraha)