Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengurai Kemacetan Jakarta, Jangan Bebankan ke Pelajar

Rachmad Faisal Harahap , Jurnalis-Rabu, 02 April 2014 |08:09 WIB
Mengurai Kemacetan Jakarta, Jangan Bebankan ke Pelajar
Kemacetan di ibu kota Jakarta semakin parah. (Foto: Dede Kurniawan/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Membahas kemacetan lalu lintas, khususnya di Ibu Kota Jakarta tidak akan pernah ada habisnya jika hanya wacana semata. Bagaimana tidak, sejak masa Sutiyoso hingga Jokowi-Ahok. masih saja belum ada perubahan.

Makin banyak proyek terbengkalai makin membuat kemacetan semakin parah. Baru-baru ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan pengkajian ulang tentang jam sekolah di Ibu Kota Jakarta. Pengajuan wacana jam sekolah tersebut merupakan upaya untuk mengurai kemacetan di Jakarta, yaitu dengan mengusulkan masuk sekolah pukul 09.00 WIB.

Usulan tersebut pun langsung ditepis oleh Praktisi Pendidikan, Prof. Dr. Soedijarto, MA. Dia mengatakan bahwa usulan tersebut tidak efektif, karena yang harus difokuskan adalah cara anak-anak berangkat ke sekolah tanpa adanya kemacetan, bukan mundurnya jam masuk sekolah.

"Sebenarnya menurut saya, masuk sekolah idealnya pukul 07.00-08.00 WIB. Mengenai masuk pukul 09.00 WIB terlalu siang dan tidak efektif, masalahnya adalah bagaimana supaya anak-anak ke sekolah tidak ada kemacetan, jangan siswanya, tapi solusi yang lain supaya lancar seperti apa," tegasnya saat dihubungi Okezone, Rabu (2/4/2014).

Lebih lanjut, masuk sekolah pukul 09.00 WIB dinilainya terlalu siang. Yang harus diatasi adalah siswa harus diistimewakan.

"Kalau menurut saya, jangka panjang membuat sekolah baik di DKI Jakarta maupun di seluruh Indonesia adalah dengan membuat sekolah untuk lingkungan. Artinya, anak-anak sekolahnya jangan jauh-jauh, sekolah jalan kaki lebih baik," ucap mantan Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Luar Sekolah itu.

Banyak anak sekolah yang sekolahnya hingga ke luar Jakarta, demi mengenyam pendidikan yang berkualitas di sekolah impiannya, sehingga murid berangkat sekolah pagi-pagi buta.

"Sebenarnya semua sekolah sama saja kualitasnya. Misalnya di Jerman tidak ada sekolah swasta, kualitasnya sama dan sekolahnya pun juga tidak jauh dari rumahnya. Kalau ada yang sekolah di luar Jakarta, orangtuanya yang salah kenapa pilih sekolah yang jauh?" pungkas dia.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement