Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

"Kalau Jam Sekolah Dimundurkan, Siapa yang Antar Anak Saya?"

Rifa Nadia Nurfuadah , Jurnalis-Rabu, 02 April 2014 |14:02 WIB
Untuk mengurai kemacetan di Ibu Kota, Pemprov DKI Jakarta berencana memundurkan jam sekolah menjadi pukul sembilan pagi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Saat ini, rata-rata siswa di Jakarta masuk sekolah pukul 06.30 pagi. Dulu, kebijakan masuk sekolah setengah jam lebih awal dari jadwal semula pukul tujuh pagi dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan Ibu Kota.

Kenyataannya, macet masih menghiasi Jakarta. Untuk mengurainya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) mewacanakan untuk memundurkan jam masuk sekolah menjadi pukul sembilan.

Meski masih dikaji, rencana Ahok ini menimbulkan pro dan kontra. Apalagi mengingat kebanyakan pelajar diantar orangtua mereka untuk mencapai sekolah.

Retno misalnya, biasa mengantar anak-anaknya ke sekolah sebelum masuk kantor. Sebagai pegawai negeri sipil (PNS), Retno harus tiba di kantor sebelum pukul 07.30 untuk bersiap apel pagi. Karena sang anak masuk pukul 06.30, maka dia bisa mengantar mereka ke sekolah terlebih dahulu.

"Nah, kalau jam sekolah dimundurkan pukul sembilan, siapa yang akan ngantar anak-anak saya? Kalau mereka ikut saya dulu, berarti sampai sekolah masih terlalu pagi. Lantas, mereka mau ngapain di sekolah sambil nunggu jam sembilan?" katanya ketika berbincang dengan Okezone, Rabu (2/4/2014).

Menurut Retno, ini hanya salah satu masalah yang akan timbul jika memundurkan jam masuk sekolah. Selain tiba di sekolah terlalu pagi, orangtua juga bisa jadi harus mengeluarkan biaya transportasi tambahan jika sang anak tidak mereka antar.

"Sementara itu, macet di Jakarta juga enggak akan terlalu terbantu dengan kebijakan ini. Memang, ketika sekolah libur Jakarta terasa agak lengang. Tapi ini mungkin karena ada juga siswa yang membawa kendaraan sendiri ke sekolah," imbuhnya.

Tidak jauh berbeda dengan Retno, Susi juga merasakan hal yang sama. Jika siswa masuk pagi, maka sebenarnya urusan transportasi akan lebih efektif.

"Suami saya jadi bisa mengantar anak-anak ke sekolah. Sementara kalau jam masuknya mundur, ya enggak bisa mengantar," tutur Susi.

Meski demikian, Susi lebih terbuka dengan wacana ini. Menurutnya, segala aturan baru akan butuh waktu untuk pembiasaan. Kemudian, ketika sudah menjadi kebiasaan dan berjalan, biasanya tidak akan ada masalah lagi.

"Ya saya fleksibel saja. Kalau memang mau dicoba, silakan saja, enggak ada salahnya," kata Susi.

(Rifa Nadia Nurfuadah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement