BEIJING – Pihak Myanmar diminta untuk mengurangi ketegangan yang terjadi di perbatasan. Pejabat Senior China itu juga berharap semua pihak yang terlibat dalam pertempuran ini untuk lebih tenang.
Pada bulan lalu, pertempuran pecah antara pasukan Myanmar dengan Myanmar National Democratic Alliance Army (MNDAA), kelompok itu merupakan sisa-sisa Partai Komunis di Burma.
Seperti diberitakan Reuters, Kamis (5/3/2015), Pemerintah Myanmar telah menuduh tentara bayaran China ikut terlibat dalam pertempuran dengan pemberontak di wilayah utara Kokang.
Insiden tersebut memaksa ribuan orang mengungsi ke Provinsi Yunnan, yang terletak di barat daya China. Kebanyakan dari mereka tidak suka dan tidak puas dengan kebijakan Pemerintah Myanmar.
Wakil Menteri Luar Negeri, Liu Zhenmin, mengatakan kepada utusan Myanmar bahwa China secara konsisten menghormati kedaulatan dan integritas teritorial Myanmar.
“China berharap, pihak-pihak terkait dapat menahan diri dan menurunkan tensi ketegangan secepat mungkin pada situasi sekarang di Myanmar Utara, dan dengan sungguh-sungguh menjaga stabilitas China-Myanmar di wilayah perbatasan,” kata Liu.
Dipimpin oleh komandan etnis China, Peng Jiasheng, MNDAA melanggar gencatan senjata dengan pemerintah yang berlangsung sampai 2009. Ketika itu, pasukan pemerintah mengambil alih wilayah Kokang dalam konflik yang mendorong puluhan ribu pengungsi ke China.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar China pekan lalu, Peng membantah sudah menerima bantuan dari warga atau tentara bayaran setempat.
(Hendra Mujiraharja)