TOKYO – Warga Jepang hari ini memperingati peristiwa Tokyo Fire Bombing yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) 70 tahun lalu. Pada 10 Maret 1945, militer AS meluluhlantakkan Kota Tokyo dengan serangan bom pembakar.
Korban jiwa akibat serangan tersebut diperkirakan mencapai 100 ribu orang. Ketika itu pesawat bomber AS B-29 memenuhi langit Tokyo dan menjatuhkan jeli bensin dan menyulutnya dengan api.
“Mereka mengubah kanal-kanal dan sungai-sungai menjadi lautan api. Jika menempel di tubuh Anda, (jeli tersebut) akan tetap terbakar hingga berubah menjadi tulang,” ungkap Michiko Kiyoka, mengingat peristiwa 70 tahun lalu itu, sebagaimana dikutip The Independent, Selasa (10/3/2015).
Michiko kehilangan ayah dan saudara perempuannya dalam pengeboman tersebut. Dia bersama beberapa korban selamat lainnya pun memperingati peristiwa mengerikan pada malam 10 Maret 1945 itu.
“Pesawat memenuhi angkasa seperti sekelompok capung. Ke mana pun Anda melihat, akan ada jenazah hangus di sana,” lanjut Michiko.
Kebanyakan korban dari pengeboman ini adalah perempuan, orang tua, dan anak-anak. Sebagian besar pemuda Tokyo sedang dikirim untuk bertempur. Serangan bom di Tokyo ini juga membuka serangkaian serangan di kota-kota lain di Jepang.
Banyak kritik ditujukan kepada AS jika melihat kembali kerusakan yang diakibatkan dari serangan tersebut. Terutama setelah sebuah survei di AS menunjukkan nyawa yang hilang dalam serangan tersebut lebih banyak dari serangan tunggal manapun di dalam sejarah.
Para korban selamat dalam peristiwa 70 tahun lalu itu menuntut Pemerintah Jepang untuk memperingati kejadian ini seperti seharusnya. Namun, keinginan tersebut tampaknya masih sulit terwujud.
(Hendra Mujiraharja)