JAKARTA - Setelah kafe-kafe di kawasan Kalijodo berhenti beroperasi dan ditinggal oleh para pekerja seks komersial (PSK), yang tersisa hanya cerita-cerita pilu yang dialami oleh para PSK.
Pantauan Okezone saat masuk ke dalam Kafe Mutiara terlihat sangat sepi. Kafe yang terdiri dari empat lantai dan memiliki 18 bilik kamar itu tergolong mewah meski lokasinya berada di dalam gang. Di dalam bilik kamar ada tempat tidur, AC, dan foto-foto hingga tempelan animasi.
Okezone menemukan sebuah buku diary milik seorang PSK Kalijodo bernama Ratu di dalam sebuah bilik kamar. Dalam buku itu, Ratu mengungkapkan kesedihanya dalam bahasa Jawa.
"Aku tengah eling pungkasane weleng mu. Bapak bakal lungo ninggal aku lan Ibu. Emboh nyang ndi parane aku orak ngerteni netes nelesi pipiku. Sak pungkurmu uripku tansah gowo sepi Ibu sojo binggong.. geton," tulis Ratu.
Dari buku diary Ratu juga terungkap bahwa PSK di Kafe Mutiara harus melayani belasan tamu tiap malamnya. Salah satunya dialami oleh Ratu. Dia sanggup melayani 17 tamu dalam semalam. Dari buku diary miliknya, dia merasa tersiksa dengan pekerjaannya. Beberapa puisi dan catatan ia tulis di dalam buku kecil berwarna hijau itu.
"Maafkan aku bunda," tulis Ratu di salah satu halaman bukunya.
Diduga Ratu berani melayani belasan pria hidung belang karena terlilit utang dengan mucikarinya. Dia bercerita memiliki utang sebesar Rp3,3 juta, sedangkan pemasukannya selama sebulan Rp2 juta 76 ribu.
Ratu juga rajin mencatatkan jumlah pria yang ia layani selama Januari 2016, rata-rata Ratu melayani belasan tamu setiap harinya. Kemudian di bulan Februari nampaknya Ratu ingin melarikan diri.
Tiga halaman bukunya dipenuhi denah kafe dan denah jalan gang kawasan Kalijodo. Denah itu terus diperbaharui di setiap halamannya.
(Susi Fatimah)