Pesawat jet tempur F-35 Lightning II merupakan pesawat tempur siluman yang digadang-gadang menjadi tulang punggung kekuatan udara militer Amerika Serikat (AS) untuk beberapa dekade mendatang. Pesawat ini juga menjadi bagian penting dari barisan pertahanan AS.
Namun, sebuah laporan yang dirilis lembaga think-thank AS, National Security Network (NSN) menyebutkan, terdapat empat kelemahan utama F-35.
Yakni, manuvernya miskin yang membuatnya rentan dalam serangan dogfights, kapasitas muatan internal kecil, jangkauan operasional pendek dan masih ketergantungan pada teknologi siluman untuk survivability.
Terlepas dari berbagai kelemahan itu, pesawat ini tetap ditakuti dan menjadi salah satu alat tempur udara paling mematikan di dunia. Berikut lima fakta menarik tentang jet tempur siluman multiperan generasi kelima buatan Lockheed Martin itu.
F-35B Pesawat STOVL Supersonik Pertama
F-35B adalah pesawat tempur short-take off and vertical-landing (STOVL) atau lepas landas pendek dan mendarat vertikal pertama yang mampu terbang melampaui kecepatan suara. Dilansir dari laman artileri.org, ia merupakan salah satu varian dari F-35 yang digunakan oleh Korps Marinir AS.
Pada 10 Juni 2010 lalu, pilot percontohan Korps Marinir AS, Letkol Matt Kelly coba menerbangkan F-35B STOVL dengan kecepatan Mach 1,07 atau 1.311 kilometer per jam. Uji coba itu dilakukan pada ketinggian 30 ribu kaki di sekitar Naval Air Station Patuxent River, Maryland.
Pilot F-35 Mampu Melihat Sekelilingnya Melalui Helm
Helmet Mounted Display Systems (HMDS) khusus didesain bagi jet tempur F-35. Ia mampu memproyeksikan informasi pada visor helm yang berbeda dengan Heads-up Display (HUD) biasa. HMDS dapat memberi segala informasi yang dibutuhkan pilot F-35 guna melakukan misinya dan kembali ke pangkalan dengan selamat tanpa harus kehilangan kewaspadaan.
Adapun Distributed Aperture System (DAS) pada F-35 adalah rangkaian dari enam kamera inframerah yang dipasang di sekitar pesawat. Ia akan mengirimkan citra real-time ke helm, yang dapat membuat pilot mampu melihat 'menembus' badan pesawat.
Pilot pun dapat melihat lingkungan sekitar mereka dengan sangat jelas baik siang ataupun di malam hari.
F-35 Jet Siluman Pertama yang Dijual ke Luar AS
Dikembangkan melalui program "Joint Strike Fighter" pada awal 1990-an proyek F-35 bertujuan menciptakan pesawat tempur generasi kelima yang dapat diekspor ke luar negeri. Alhasil, proyek ini berjalan sukses dan melahirkan pesawat tempur siluman, yang dikenal dengan F-35.
Ia memiliki tiga varian dan sembilan negara mitra pembuatnya meliputi Australia, Kanada, Denmark, Italia, Belanda, Norwegia, Turki, Inggris dan Amerika Serikat. Bahkan, Israel, Jepang, dan Korea Selatan (Korsel) pun telah bergabung dalam program ini melalui Foreign Military Sales (FMS) atau penjualan militer asing.