SEMARANG – Seorang warga Kebonharjo, Semarang, meninggal dunia setelah PT Kereta Api Indonesia mengerahkan aparat gabungan untuk menggusur permukiman warga yang terkena dampak pembangunan rel kereta api Stasiun Tawang - Pelabuhan Tanjung Emas. Korban meninggal diduga terkena serangan jantung mengetahui upaya penggusuran benar-benar dilakukan hari ini.
"Peristiwanya saat dia sedang berjaga-jaga. Tahu penggusuran dilakukan, korban kaget terkena serangan jantung," kata Sugiyo, warga Kebonharjo, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (19/5/2016).
Korban meninggal bernama Jamian, warga RT 1 RW 10 Kebonharjo. Menurut Sugiyo, nyawa Jamian tidak dapat ditolong saat dibawa ke Rumah Sakit Pantiwilasa, Citarum, Semarang.
"Dalam perjalanan ke rumah sakit, Pak Mian meninggal," ujar Sugiyo.
(Baca Juga : Ribuan Aparat Kawal Penggusuran Rel KA Pelabuhan Tanjung Emas)
Dari pantauan Okezone, suasana duka menyelimuti kediaman keluarga Jamian. Jenazah Jamian pun disemayamkan di depan rumah duka.
Menurut Sugiyo, ada informasi satu lagi warga meninggal dunia. Namun, berhubung kondisi Kebonharjo masih mencekam, informasi ini belum terkonfirmasi. "Katanya ada lagi yang meninggal. Saya masih tidak tahu. Masih simpang siur," ujar Sugiyo
Sementara itu, kondisi di Kebonharjo Semarang sangat mencekam. Warga berupaya mengadang alat berat yang hendak masuk ke dalam perkampungan. Gas air mata sempat ditembakkan aparat untuk membubarkan warga.
Masalah ini sebenarnya merupakan sengketa lahan yang berlarut-larut antara warga Kebonharjo dengan PT KAI. PT KAI mengklaim sebagai pemilik lahan Kebonharjo berdasarkan sertifikat groundkart dari zaman Belanda.
Namun, warga Kebonharjo bersikeras sah menghuni lahan mereka karena mengantongi sertifikat hak milik (SHM) yang dikeluarkan dari Badan Pertanahan Nasional wilayah Semarang.
(Erha Aprili Ramadhoni)