DEBAT calon presiden Amerika Serikat (capres AS) 2016 pertama antara Hillary Clinton dan Donald Trump memang menyedot perhatian. Namun demikian, tidak semua yang menonton merasa senang dengan jalan maupun hasil perdebatan.
The Atlantic, Rabu (28/9/2016) mengungkap, sejumlah penonton tidak menyukai pertanyaan yang diajukan pada perdebatan Senin 26 September malam waktu AS. Mereka berharap, bisa andil menyumbangkan pertanyaan yang dirasa lebih mewakili keingintahuan sebagai pemilih daripada moderator yang seorang awak media.
Untuk memenuhi permintaan tersebut, pihak penyelenggara debat pun memutuskan untuk mencoba menerapkan mekanisme baru. Akan disediakan sebuah situs PresidentialOpenQuestions.com untuk menampung pertanyaan dari masyarakat.
Setiap pertanyaan yang diajukan akan ditampilkan di situs tersebut, untuk kemudian dipilih mana yang paling bagus untuk dikemukan moderator dalam debat capres AS kedua pada 9 Oktober mendatang. Singkatnya, akan dipilih 30 pertanyaan terbaik berdasarkan pengambilan suara terbanyak yang dilakukan secara daring.
Kabar buruknya, pihak penyelenggara tidak berjanji akan mempertanyakan 30 pertanyaan terpopuler tersebut. Semua tetap akan disesuaikan dengan isu yang hendak difokuskan pada perdebatan kedua di Washington University di St Louis. Moderator yang akan mengatur jalannya perdebatan kali ini adalah Martha Raddatz dari kantor berita ABC dan Anderson Cooper dari kantor berita CNN.
“Moderator debat capres tahun ini akan dihadapkan pada banyak pilihan dari para calon pemilih. Beban mereka dalam hal ini jelas menjadi lebih berat karena adanya sokongan (mandat pertanyaan) dari rakyat AS,” jelas Wakil Komisi Debat Capres, Mike McCurry.
Sistem pengajuan pertanyaan debat semacam ini sebelumnya sudah diuji pada debat kandidat senator Florida, antara Alan Grayson (Demokrat) dan David Jolly (Republik) pada 25 April 2016. Debat kepresidenan tahun-tahun sebelumnya juga pernah menampilkan pertanyaan dari Youtube, Facebook, Twitter dan forum daring lainnya. Namun kali ini akan disaring pertanyaannya agar lebih memperhatikan moralitas.
(Silviana Dharma)