ISTANBUL – Saat ini hubungan Turki dan Irak semakin memburuk akibat Turki menurunkan pasukannya di wilayah Irak. Melihat keadaan semakin memanas, Amerika Serikat (AS) mendesak Turki menghargai kedaulatan Irak dan secara halus meminta Turki menarika pasukannya.
Sebenarnya hubungan kedua negara memburuk semenjak Desember lalu. Tepatnya ketika Turki meningkatkan militernya di luar wilayah Mosul, Irak. Mosul sendiri merupakan salah satu markas terbesar ISIS di wilayah Irak dan Turki mengklaim pasukannya berada di sana untuk melatih para pejuang setempat demi menggempur ISIS.
Namun, Irak menyebut langkah Turki itu sebagai pelanggaran kedaulatan terang-terangan dan meminta Turki agar menarik mundur pasukannya dari wilayah Irak. Namun, Turki menolaknya dan mengklaim pasukannya merupakan instrumen penting dari koalisi anti-ISIS yang dipimpin AS.
Bahkan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengancam dapat terjadi kontak senjata antara tentara kedua negara jika Turki tidak menarik pasukannya. Melihat hal semakin memanas akhirnya Negeri Paman Sam angkat bicara.
“Semua tetangga Irak harus menghormati kedaulatan serta integritas wilayah Irak. Pasukan Turki yang diturunkan di Irak bukan termasuk Koalisi Internasional. Situasi di Bashiqa merupakan urusan pemerintah Irak serta Turki untuk menyelesaikannya,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, John Kirby, sebagaimana dikutip dari Russia Today, Kamis (13/10/2016).
Dengan penyampaian dari Kirby ini bisa dipastikan klaim dari Turki mengenai bagian dari koalisi anti-ISIS bisa dipatahkan. Namun, juru bicara Pentagon, Matthew Allen, angkat bicara dengan lebih diplomatis. Allen mengatakan, Turki dan Irak seharusnya tidak bersitegang berfokus terhadap musuh yang sama yaitu ISIS.
(Emirald Julio)