LAS VEGAS – Hillary Clinton dan Donald Trump bertemu lagi dalam satu panggung. Kali ini di University of Nevada, Las Vegas. Chris Wallace, jurnalis senior Fox News ditunjuk sebagai moderatornya.
Topik pertama perdebatan dibuka dengan pembahasan soal amandemen kedua dan mahkamah agung. Seperti diketahui, ratifikasi amandemen kedua telah santer dikumandangkan sejak teroris kembali merebak di Negeri Paman Sam. Kepemilikan dan penjualan senjata yang sedemikian bebas di AS disalahkan atas maraknya kasus penembakan dan terorisme di AS.
Donald Trump menegaskan, amandemen kedua tidak seharusnya dipersalahkan. Trump bagaimanapun ingin tetap mempertahankan amandemen kedua.
Kebijakan tersebut ada tentunya sudah berdasarkan hasil pemikiran yang matang dari pendiri negara ini. Miliarder AS itu pun meminta Mahkamah Agung untuk berdiri membela keselamatan rakyat AS. Untuk itu, dia memandang orang yang duduk di kursi mahkamah agung haruslah orang yang tepat untuk bisa menafsirkan konstitusi itu tanpa bias dan bisa meneggakkan hukum yang pro pada kehidupan.
Sementara itu, Hillary Clinton berharap Mahkamah Agung bisa berpihak pada rakyat AS. Bukannya pada kepentingan perusahaan dan orang-orang kaya. Mantan ibu negara itu ingin kepemilikan senjata dan perdagangannya dibatasi. Dia mendukung upaya pengecekan latar belakang pembeli dan penjualnya.
“Saya mengerti dan menghormati tradisi kepemilikan senjata. Tapi saya juga percaya harus ada aturan dan hukum yang mengaturnya. Saya mendukung amandemen kedua,” tegas Hillary, Kamis (20/10/2016).
(Silviana Dharma)