Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Berziarah ke Makam Kyai Ridwan Mujahid, Pahlawan NU yang Nyaris Dilupakan

Mustholih , Jurnalis-Kamis, 10 November 2016 |14:53 WIB
Berziarah ke Makam Kyai Ridwan Mujahid, Pahlawan NU yang Nyaris Dilupakan
Foto: Mustholih/Okezone
A
A
A

SEMARANG - Di Pemakaman Umum Bergota, Semarang, Jawa Tengah, makam ini terlihat tidak ada yang istimewa. Bercampur dengan ribuan makam lain, makam ini bahkan sudah tampak lusuh. Beberapa keramik yang menempel di nisan juga sudah banyak gompal dan keropos dimakan waktu.

Namun, siapa menduga bahwa makam ini merupakan tempat peristirahatan salah satu pendiri organisasi Nahdlatul Ulama, Kyai Haji Ridwan Mujahid. Dia adalah salah satu ulama besar dari tanah Jawa yang turut memberi kontribusi bagi perjalanan sejarah Bangsa Indonesia hingga sampai seperti ini.

"Kami sudah sampaikan ke anggota DPRD Jawa Tengah dan DPRD Kota Semarang usulan (memperbaiki makam). Bahkan Sekjend PBNU sudah meminta perwakilan FKB Jateng agar membantu hal ini," kata Sekretaris Lakpesdam NU Kota Semarang, M. Rikza Chamami, sambil menghela nafas, Kamis (10/11/2016).

Namun, ujar Chamami, sejauh ini permohonan untuk perbaikan makam Kyai Ridwan Mujahid belum membuahkan hasil. "Akan lebih baik jika ada tambahan konfirmasi kepada Wakil Ketua DPRD Jateng yang sudah kami ajak komunikasi soal itu," ujar Chamami menambahkan.

Kyai Ridwan Mujahid wafat pada 1949. Makam Kyai Ridwan berada di selatan makam Kyai Haji Muhammad Sholeh bin Umar Assamarani atau lebih dikenal Mbah Sholeh Darat.

Chamami mengakui masyarakat awam memang belum banyak mengetahui kiprah Kyai Ridwan Mujahid dalam membangun organisasi NU dibanding dengan pendiri NU Kyai Haji Hasyim Asy'ari, misalnya. Padahal, Kyai Ridwan Mujahid dan Kyai Hasyim Asy'ari dalam catatan sejarah diketahui bersama-sama merintis membangun organisasi NU dari awal.

"Jasanya dalam membentuk organisasi Nahdlatul Ulama bersama KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Chasbullah tidak dapat dilupakan. Kyai Ridwan Mujahid turut serta hadir dalam deklarasi pendirian NU pada 31 Januari 1926 di kediaman Kyai Abdul Wahab Chasbullah di Kertopaten, Surabaya," ujar Chamami.

Kyai Ridwan Mujahid berasal dari Kauman, Semarang, Jawa Tengah. Menurut Chamami, Kyai Ridwan Mujahid merupakan keturunan Kyai Lasem yang nasabnya bersambung ke Mbah Sambu. Menurut Chamami, Kyai Ridwan merupakan salah satu murid Sholeh Darat.

"Perkenalan Kyai Ridwan Mujahid dengan Kyai Hasyim Asy’ari karena keduanya merupakan murid Mbah Sholeh Darat saat mondok di Pesantren Darat Semarang," terang Dosen UIN Walisongo tersebut.

Menurut Chamami, selain mengembangkan organisasi NU, Kyai Ridwan Mujahid juga dikenal mengembangkan dakwah di pesantren. "Karya Kyai Ridwan salah satunya kitab I’anatul ‘Awam fi Mufhimmati Syara’ Al-Islam," jelas Chamami.

Saat NU dideklarasikan berdiri pada 31 Januari 1926, Kyai Ridwan Mujahid menduduki Musytasyar Syuriyah dalam struktut Pengurus NU periode pertama bersama. Sementara, Rais Akbar NU jatuh kepada Kyai Hasyim Asy’ari dan Kyai Katib KH Abdul Wahab Chasbullah.

Begitu NU berdiri di Surabaya, Kyai Ridwan bersama Kyai Abdullah dan Kyai Showam mendirikan NU Kota Semarang pada tanggal 24 April 1926. "Karena belum memiliki gedung, koordinasi Pengurus NU masih secara tradisional dari masjid ke masjid," terang Chamami.

(Risna Nur Rahayu)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement