Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah di Balik Eksotisme Masjid Perahu dengan Sejarah Nabi Nuh

Taufik Budi , Jurnalis-Selasa, 30 Mei 2017 |14:24 WIB
Kisah di Balik Eksotisme Masjid Perahu dengan Sejarah Nabi Nuh
Masjid Perahu (foto: Okezone)
A
A
A

Asna yang datang bersama temannya bahkan rela naik salah satu gedung yang masih dalam tahap pembangunan agar bisa berswafoto. Di atas gedung itu, dia bisa mendapatkan latar belakang bangunan masjid kapal secara utuh. Secara bergantian Asna dan temannya mengambil pose terbaik untuk diabadikan melalui kamera ponsel.

Tak hanya dari Semarang, banyak pengunjung yang berdatangan dari berbagai daerah, seperti Batang, Salatiga, Temanggung, hingga Jakarta. Bahkan, banyak pengunjung yang sengaja datang menjelang malam hari agar bisa menyaksikan cahaya lampu-lampu kapal sembari menunggu waktu berbuka puasa, sekaligus menunaikan Salat Maghrib. Saat lampu-lampu menyala, bangunan ini semakin terlihat eksotis.

“Ini dari Salatiga, bareng sama keluarga. Tadi kan keliling Kota Semarang sama berkunjung ke rumah saudara. Lalu dikasih tahu jika ada masjid kapal, makanya kita ke sini. Ternyata luar biasa bagus, bisa foto-foto sekaligus mau Salat Maghrib. Keren banget, eksotis jadi bagus banget untuk berselfie,” ujar Anggun Ayu.

Pihak pengelola sengaja memilih bentuk kapal, karena terinspirasi dengan kisah Nabi Nuh yang membuat kapal bernama Safinatun Najah. Masjid yang dibangun mulai sejak 2015 itu belum dioperasionalkan secara penuh, karena masih terdapat aktivitas pembangunan. Banyaknya pengunjung yang penasaran, cukup menjadi hambatan sehingga batas waktu pembangunan menjadi tertunda.

“Untuk proses pembangunan masjidnya sudah 90 persen, masih ada proses perbaikan kubah di atas. Untuk pengunjung tetap kami persilahkan datang. Baik siang maupun malam, pintu depan itu masih terbuka. Kasihan kalau mereka sudah datang jauh-jauh tapi sampe di sini ternyata sudah tutup, makanya kita selalu terbuka,” kata Muhammad, salah satu pengelola masjid.

Masjid ini dibangun di atas lahan seluas 7.000 meter persegi, dan menelan biaya sekira Rp7 miliar. Sumber dana berasal dari Yayasan Safinatun Najah Pekalongan. Sementara ukuran bangunan masjid tiga lantai ini, lebih dari 2.000 meter persegi dan bisa menampung lebih dari 1.000 jamaah salat.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement