SURABAYA - Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat berziarah ke makam Sunan Ampel ketika bulan Ramadan. Mereka berdoa di makam Sunan Ampel dan salat di masjid Sunan Ampel. Peziarah tidak hanya datang dari Jawa, tetapi banyak dari luar Pulau Jawa.
Bahkan, peziarah dari luar negeri seperti Malaysia dan Brunei Darussalam, juga banyak yang berkunjung ke makan Sunan Ampel. Peziarah yang datang ke kompleks pemakaman Sunan Ampel tidak lupa meminum air yang ada di gentong.
Air tersebut diyakini bisa mengobati segala macam penyakit oleh masyarakat. Air itu sendiri diambil dari sumur peninggalan Sunan Ampel yang berada di dalam masjid. Selain itu, air Sunan Ampel juga diyakini bisa membuat wajah awet muda.
Peziarah tidak hanya minum dan membasuh wajahnya dengan air yang ada di gentong, tetapi banyak yang membawa pulang dengan botol. Hal itu mereka lakukan agar dapat memberikannya kepada keluarga yang tidak ikut berziarah sebagai oleh-oleh.
“Saya minum air tadi hanya ingin sehat. Katanya air ini bisa menyehatkan tubuh. Saya juga membawa pulang air ini untuk oleh-oleh pada keluarga,” terang salah seorang peziarah asal Madura, M Sodik, Jumat (2/6/2017).
Sementara itu, Juru Kunci Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya, Abdul Kholil, menyatakan banyak peziarah sembuh dari penyakitnya usai minum air di gentong. Sebab, air yang yang ada di gentong diambil dari sumur peninggalan Sunan Ampel.
“Ini salah satu karomahnya Sunan Ampel. Tapi tergantung keyakinan dari orang yang minum, jika yakin ya bisa sembuh, namun bila tidak yakin ya tidak sembuh penyakitnya, ” terang Abdul Kholil.
Ia menambahkan, air yang ada di sumur tersebut tidak pernah habis, meskipun diambil terus-menerus. Bahkan di saat musim kemarau, sumber air di sumur Sunan Ampel tidak pernah kering. Letak sumur sendiri awalnya berada di luar masjid. Namun, setelah dilakukan pemugaran, sumur saat ini berada dalam masjid.
“Sumurnya ada di dalam masjid dan ditutup dengan papan. Kita mengambilnya dengan Sanyo (mesin pompa air). Meskipun diambil terus, airnya tidak pernah habis,” tukas Kholil.
(Awaludin)