MAKAU - Sebanyak 1.000 prajurit dari Garnisun Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di Makau dikerahkan, Jumat (25/8/2017), untuk mendukung upaya bantuan bencana akibat Topan Hato di Wilayah Administrai Khusus Makau (SAR).
Tentara tersebut dikerahkan sekitar pukul 09.45 waktu setempat untuk membantu upaya pertolongan.
Pengerahan itu dilakukan atas permintaan Pemerintah SAR Makau dan disetujui oleh Pemerintah Sentral Tiongkok sejalan dengan Hukum Dasar SAR Makao, seperti yang disampaikan lembaga pemerintah di Makau dan Hukum Garnisun SAR Makao, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Garnisun PLA Garnisun di Makao menyatakan akan melancarkan upaya terpadu dengan Pemerintah SAR Makau, lembaga Pemerintah Sentral di Makao, serta rekan Makao guna membantu melindungi nyawa dan harga rakyat Makau serta melanjtukan kehidupan dan produksi di Makau sesegera mungkin.
Sebelumnya, Jumlah korban tewas akibat Topan Hato bertambah menjadi 16 orang, Kamis (24/8/2017), setelah badai tersebut memorak-porandakan China Selatan, menyebabkan pemadaman listrik di kasino-kasino megah Makau dan menerjang gedung-gedung pencakar langit di Hong Kong.
(Baca juga: Mengerikan! Topan Hato Hantam China Selatan, Korban Tewas Bertambah Jadi 16 Orang)
Delapan orang tewas di pusat perjudian Makau. Menurut laporan media setempat, berbagai kendaraan terendam banjir dan warga berenang di sepanjang jalan yang biasanya kering. Kasino-kasino Makau terpaksa menggunakan generator cadangan untuk memperoleh pasokan listrik.
Seperti dilansir dari Antaranews, seorang pria tewas setelah tertimpa dinding yang ambruk akibat terpaan topan, seorang warga jatuh dari teras lantai empat dan seorang korban tertabrak truk.
Pemerintah Makau mengatakan dua jenazah ditemukan di tempat parkir yang digenangi air pada Kamis pagi, tetapi detail lebih jauh mengenai para korban lain masih belum diketahui.
Layanan kapal feri antara Makau dan Hong Kong kembali beroperasi pada Kamis pagi, tetapi menurut penuturan para penumpang mereka mengalami penundaan perjalanan.
Di Hong Kong, Hato yang berarti merpati dalam bahasa Jepang, memicu peringatan Topan Kategori 10, yang merupakan kategori paling berbahaya. Ini merupakan badai ketiga dengan kekuatan sedahsyat itu yang mengguncang Hong Kong dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, demikian AFP.
(Qur'anul Hidayat)