KABUL - Serangan bom bunuh diri melanda kantor berita Voice News Agency dan sebuah pusat kebudayaan di Kabul, Afghanistan. Berdasarkan keterangan saksi dan beberapa pejabat daerah, serangan tersebut menyebabkan puluhan orang tewas.
Berdasarkan keterangan Juru Bicara Deputi Kementerian Dalam Negeri, Nasrat Rahimi, sedikitnya 40 orang tewas dan 30 lainnya terluka akibat insiden tersebut. Serangan ke kantor berita ini merupakan yang kesekian kali yang menargetkan media. Sebelumnya pada Selasa 7 November, stasiun televisi Afghanistan, Shamsad TV juga diserang.
Serangan tersebut diketahui dilakukan oleh Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS dan menewaskan sedikitnya 2 orang.
BACA JUGA: Kantor Stasiun TV Afghanistan Diserang, 2 Orang Tewas dan Puluhan Lainnya Terluka
Sebagaimana dilansir dari Reuters, Kamis (28/12/2017), serangan ini terjadi saat kantor berita tengah menggelar panel diskusi pagi. Diskusi tersebut dilaporkan dihadiri juga oleh para siswa sekolah. Seorang wartawan di agensi tersebut, Sayed Abbas Hussaini mengatakan, ada lebih dari satu ledakan.
Hussaini menambahkan, ledakan itu juga telah membunuh seorang reporter rekan kerjanya. Berdasarkan keterangan saksi, ledakan menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Banyak korban tewas dan luka tergeletak di tanah.
BACA JUGA: ISIS Klaim Jadi Dalang Penyerangan Kantor Stasiun Televisi Afghanistan
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggungjawab atas insiden ini. Namun, Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengeluarkan pernyataan di Twitter yang isinya menyatakan jika kelompoknya tak terlibat dengan serangan itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, serangan yang menyasar media terus meningkat sebagai bagian dari upaya militan untuk mengurangi kepercayaan pada keamanan negara. Menurut laporan media Reporters without Borders, Afghanistan adalah salah satu negara paling berbahaya di dunia untuk para pewarta. Selama 2017, terhitung 7 orang yang bekerja di media tewas saat bertugas.
(Rufki Ade Vinanda)