Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Banyak Alat Pendeteksi Tsunami Tidak Berfungsi dan Dicuri

Muhamad Rizky , Jurnalis-Minggu, 08 April 2018 |07:16 WIB
Banyak Alat Pendeteksi Tsunami Tidak Berfungsi dan Dicuri
Alat sistem peringatan tsunami. Foto Okezone
A
A
A

JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memaparkan ada 10 wilayah di Indonesia yang rawan gempa dan berpotensi tsunami. Bahkan baru-baru ini Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyebutkan ada potensi tsunami setinggi 57 meter di Pandeglang, Banten.

Terlebih Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) Lilik Kurniawan menyebutkan sejumlah alat pendeteksi tsunami banyak dalam keadaan rusak.

"Alat pendeteksi itu peringatan dini dulu buoy BPPT (alat pendeteksi tsunami-red) sekarang ada berapa buoy yang tidak bisa digunakan lagi hilang, dicuri," kata Lilik saat dihubungi Okezone, Sabtu, (7/4/2018).

BACA: Pandeglang Diprediksi Akan Dihantam Tsunami 57 Meter, BPBD Siapkan Warning System

Saat ini kata Lilik, yang diandalkan oleh masyarakat dalam mengantisipasi tsunami dadakan adalah dengan mengandalkan jaringan pengamatan dari BMKG. Menurutnya pengamatan tersebut sudah cukup baik dengan memiliki lebih dari 16 ribu skenario tsunami.

"Itu yang bagaiaman haru segera diinformasikan kepada masyarakat apabila ada gempa yang bisa berpotensi tsunami. Namun bagaimana informasi itu sampai dengan cepat kemasyarakat itu juga masih menjadi masalah," tuturnya.

BACA: 10 Wilayah Rawan Tsunami di Indonesia, Ini Petanya!

Kemudian masyarkat juga harus bisa mengerti harus bagaimana menyelamatkan diri. Dalam hal ini pemerintah harus menyiapkan itu jalur dan tempat evakuasi, kemudian pelatihan simulasi-simulasi bencana.

"Ini harus didukung bersama-sama untuk menyadarkan akan hal itu. kami juga mencoba mengajak relawan untuk senantiasa mengajak masyarakat agar lebih sadar akan hal itu," tukasnya.

Sejauh ini masyarakat kita sambungnya masih kurang peduli akan adanya bencana. Terlebih masyarakat yang wilayahnya belum pernah terjadi bencana.

"Perbedaannya kayak Aceh mereka peduli akan bencana, mereka di luar itu lebih rendah apalagi informasi tidak sampai kemudian intervensi dari pemerintah dan ada daerah yang yang sering dilakukan simulasi dan ada yang jarang," tambahnya.

(Rachmat Fahzry)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement