Bilang Mata Media di Dengkul, PPP Sebut Prabowo Telah Menghina Profesi Wartawan
JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyesalkan ucapan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut mata pekerja media ada di dengkul lantaran tak meliput acara reuni 212 beberapa waktu lalu.
Wasekjen PPP Achmad Baidowi menyatakan, eks Danjen Kopassus itu telah menghina profesi para jurnalis Tanah Air. Ia menyayangkan sikap Prabowo sebagai elite politik tapi tak bisa menghargai kerja para wartawan yang dinilai sudah memberitakan peristiwa reuni 212 tersebut.
"Itu melukai perasaan dan profesi wartawan. Itu penghinaan dan pelecehan. Dan saya tahu persis banyak media yang meliput reuni 212," kata Baidowi kepada Okezone, Rabu (18/12/2018).
Media online, kata dia, ketika peristiwa itu banyak yang sudah memberitakan dari berbagai angle dan setiap lima belas menit sekali selalu mengabarkan dari acara tersebut. Apabila terkait jumlah peserta tak ada yang bisa memastikan kalau massa yang hadir sebanyak jutaan.
"Bahkan media online melakukan live streaming dan update per 15 menit dari berbagai sisi. Apa itu bukan peliputan?," sindirnya.
Terkait media televisi yang tidak menyiarkan secara langsung, kata dia, setiap media itu memiliki kebijakan redaksi masing-masing dan tidak bisa diintervensi oleh pihak luar.
"Misalnya saat yang bersamaan sebuah TV harus menayangi iklan, yaitu boleh-boleh saja. Yang penting ada wartawan meliput. Kalau dibilang tidak ada yang meliput, ya bohong," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Prabowo menyindir media terkait jumlah perserta Reuni 212 yang berlangsung di Monas beberapa waklu lalu. Ia mengklaim jumlah peserta yang hadir dalam acara tersebut mencapai belasan juta.
“Yang aneh dan bin ajaib, banyak sekali media-media kita yang tidak melihat 13 juta orang. Mata mereka mungkin ada di dengkul?," kata Prabowo saat berpidato dalam Konferensi Nasional Partai Gerindra, Senin 18 Desember 2018.
(Khafid Mardiyansyah)
