Mereka akan trus berdatangan, sampai tanggal 18 Maret 2019.
Ditanggal 25 Maret mereka belajar sosialisasi lingkungan."
Hasil penelusuran yang dilakukan Aribowo Sasmito, Co-Founder, Head of Fact Checker Committee di Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) menyimpulkan, bahwa informasi itu merupakan konten yang palsu. "Artinya konten baru yang 100 persen salah dan didesain untuk menipu serta merugikan," jelasnya, Selasa (5/3/2019).
Pada intinya, kata Ari, nama BIN dicatut agar pesan berantai yang diedarkan terlihat valid. "Pembuat informasi itu mencatut BIN untuk membangun premis agar pesan berasal dari sumber terpercaya. Padahal sumber pesan berantai bukan dari BIN," tegasnya.
Ia melanjutkan, klaim "informasi valid dari BIN" jelas tidak valid. Karena tidak menyertakan informasi ke sumber referensi yang jelas. Misalnya, tautan. Itu merupakan ciri khas dari teknik "Appeal to Authority".
Referensi tentang bagaimana ciri berita palsu menyebar dengan masif dapat dilihat di Sini. Okezone pun pernah membahas ciri berita palsu yang diedit sedemikian rupa agar masyarakat percaya, referensinya bisa diklik di Sini
(Khafid Mardiyansyah)