Evakuasi Mandiri, Kenali, Kuasai Jalur Evakuasi
Dalam simulasi ini masyarakat memiliki waktu antara 20 hingga 60 menit untuk menyelamatkan diri. Namun, kata Sabar, kasus tsunami Palu cukup menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat. Di mana hanya dalam waktu kurang dari 5 menit setelah gempa M=7,4, tsunami melanda pesisir pantai.
Artinya, tegas Sabar, kemungkinan terburuk tetap ada. Kesadaran evakuasi secara mandiri harus terus ditanamkan di dalam diri masyarakat saat menghadapi situasi sebenarnya. Evakuasi mandiri, jelas Sabar, masyarakat segera mengambil tindakan ke tempat yang lebih tinggi setelah merasakan guncangan gempa kuat dan durasi cukup lama atau berkisar 20 detik.
Jika berada di pesisir pantai dan merasakan guncangan gempa kuat, terang Sabar, tanpa harus menunggu peringatan resmi dari pemerintah segera mengambil tindakan penyelamatan diri ke wilayah yang lebih tinggi.
Kawasan ''Hotel Grage'' di Kota Bengkulu, sampai Sabar, merupakan tempat yang relatif tinggi untuk berlindung dari gelombang tsunami, jika masyarakat berada di sekitar wilayah Sport Center dan Pantai Panjang.
Begitu juga daerah ''Benteng Marlborough'' Kota Bengkulu, kawasan yang bisa dijadikan wilayah evakuasi cukup aman. Selain itu, daerah ''Universitas Bengkulu'' juga merupakan wilayah yang cukup tinggi, sehingga aman untuk dijadikan tempat evakuasi.
Sabar menyampaikan, menjadi sangat penting untuk mengenali, menguasai jalur evakuasi dan daerah-daerah yang aman untuk dijadikan tempat berkumpul, saat potensi tsunami terjadi. Sebab, banyak korban terjadi karena minimnya pengetahuan dan tidak menguasi jalur evakuasi serta titik berkumpul.
''Begitu juga sebaliknya, banyak korban yang selamat karena memiliki kesadaran segera mengambil tindakan evakuasi mandiri serta menguasai jalur evakuasi dan tempat aman untuk penyelamatan,'' demikian Sabar.
(Fakhri Rezy)