Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Jakarta Tidak Dirancang untuk Ibu Kota

Achmad Fardiansyah , Jurnalis-Kamis, 13 Juni 2019 |07:02 WIB
Jakarta Tidak Dirancang untuk Ibu Kota
Monas. (Foto : Dede Kurniawan/Okezone)
A
A
A

TATA ruang Jakarta awalnya tidak dirancang khusus untuk ibu kota dan pusat pemerintahan, seperti halnya Washington DC di Amerika Serikat (AS).

Mengutip buku Ensiklopedia Jakarta, pada 1960-an Presiden Soekarno ingin menunjukkan kepada dunia internasional, kalau Indonesia itu negara merdeka yang punya semangat membangun. Karena itu, Presiden Soekarno menggagas pembangunan beberapa pembangunan besar, seperti Monumen Nasional (Monas), Sarinah, Hotel Indonesia (HI), Masjid Istiqlal, Senayan, dan Gedung DPR/MPR.

Bangunan-bangunan tersebut merupakan proyek monumental prestisius dari sisi skala, desain, dan biaya pada waktu itu. Ide pembuatan bangunan simbol arsitektural negara tersebut tidak diantisipasi untuk perkembangan jangka panjang, di samping lemahnya pertimbangan dari sisi konsep aspek arsitektur politik.

Suasana di Patung Selamat Datang di Bundaran HI, Jakarta. (Foto : Fadel Prayoga/Okezone)

Karenanya dapat dilihat sekarang, Kota Jakarta sudah semakin semrawut dan tidak layak lagi menampung kegiatan bisnis sosial dan politik pemerintahan secara bersama-sama dalam satu wadah kota.

Idealnya sebuah perencanaan penataan kota seharusnya mempertimbangkan berbagai aspek kehidupan manusia yang meliputi penyediaan berbagai fasilitas dan pengembangan sarana dan prasarana kota, baik kesejahteraan, keamanan, kemacetan, kejahatan, dan polusi.


Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement