WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) dan Guatemala sepakat membatasi pencari suaka dari Amerika Tengah setelah mendapat ancaman sanksi ekonomi dari Presiden AS Donald Trump mengancam negara Amerika Tengah itu dengan tarif.
Di bawah kesepakatan itu, para migran dari Honduras dan El Salvador yang melewati Guatemala akan diminta untuk berhenti dan mencari suaka di Guatemala.
Para migran yang gagal administrasi di Guatelama otomatis tidak memenuhi syarat mencari suaka di AS.
Trump mengatakan sebagai gantinya pekerja Guatemala akan mendapatkan akses yang lebih mudah untuk bekerja di pertanian AS.
Baca juga:Â 16 Marinir AS Terlibat Perdagangan Narkoba dan Manusia
Baca juga:Â Presiden AS Donald Trump Dilarang Blokir Akun Twitter yang Mengkritiknya
Pemerintah Guatemala mengatakan perjanjian itu akan berlangsung selama dua tahun, dan akan ditinjau setiap tiga bulan.
Dikatakan bahwa tidak ada pihak yang berkewajiban menyediakan dana berdasarkan rencana tersebut.
Presiden Guatemala Jimmy Morales akan menandatangani perjanjian dengan Trump minggu lalu ketika Mahkamah Konstitusi Guatemala memutuskan bahwa mereka tidak dapat menandatangani tanpa persetujuan dari Kongres.
Trump meresponsnya dengan mengancam Guatemala akan memberikan sanksi, biaya pengiriman uang dan sanksi lainnya setelah pengadilan tinggi negara itu menghalangi perjanjian.
Today, President Trump announced a safe third country agreement with Guatemala that will put human smugglers out of business and provide safety for legitimate asylum seekers. pic.twitter.com/ENAifXfvRz— The White House (@WhiteHouse) July 26, 2019
Ancaman sanksi yang dikeluarkan oleh Trump menggemakan perlakuannya terhadap Meksiko. Bulan lalu dia mengatakan akan memberlakukan tarif yang terus meningkat - mulai dari 5% dan naik menjadi 25% - jika tidak mengambil langkah lebih besar untuk membendung migrasi ke AS.
Trump mengatakan bahwa dia akan mengabaikan sanksi jika Meksiko setuju memperkuat patroli di perbatasan.
(fzy)