Menurut Liza, orangtua mulai bisa mengawasi penggunaan gadget si anak dengan melakukan perbincangan sederhana terkait media sosial, yaitu menanyakan dengan siapa anaknya berteman, dan apa saja yang anaknya lakukan di dalam akunnya itu.
"Itu seharusnya fungsi dari orangtua atau pembimbingnya. Tidak hanya membiarkan anak menggunakan media sosial, tapi habis itu terserah, tidak pernah dicek, itu yang nantinya akan berbahaya," terangnya.
Lebih lanjut, Liza menilai kalau permasalahan kekerasan seksual pada anak di Indonesia saat ini sudah memasuki tahap yang cukup membahayakan karena jumlahnya semakin bertambah.
Pasalnya diketahui sebelumnya, Polri sempat mengungkap kasus kekerasan seksual terhadap anak bahkan dilakukan oleh seorang narapidana di dalam lapas dengan menggunakan media sosial palsu atau fake account.