JAKARTA - Agus Rudiawan (53) mengaku awalnya tidak pernah bermimpi menjadi penjaga kamar mayat yang sudah digelutinya selama puluhan tahun.
Agus mengatakan, awalnya menerima pekerjaan yang sekarang dinikmatinya itu bukanlah perkara mudah. Namun, saat krisis moneter 1998, Agus memberanikan diri untuk mencari apapun pekerjaan yang ada, termasuk menjadi penjaga kamar mayat.
"Awalnya saya kerja serabutan itu tahun 1997 - 1998-an, waktu itu saya kerjain semuanya kerja paruh waktu, jadi buruh pabrik, saat itu anak saya baru usia 1 tahun," katanya kepada Okezone di Kamar Mayat Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM), Jalan Panggeran Diponogoro, Menteng, Jakarta Pusat.
Agus terjun ke dunia forensik, lantaran ada ajakan dari mertuanya yang juga bekerja menjadi penjaga kamar mayat. Namun, sebelum ditempatkan sebagai penjaga kamar mayat, Agus terlebih dahulu ditempatkan di bagian keamanan.
"Kebetulan waktu itu memang mertua jadi pensiunan dari sini. Pas waktu mertua saya masih aktif, saya diajak ditawarin mau engga masuk sini?. Tapi awal saya jadi petugas keamanan di sini," ujarnya.
Menurut Agus, menjalani profesi penjaga kamar mayat tidak semudah yang dipikirkan, minimal seorang penjaga harus memiliki pengetahuan ilmu anatomi tubuh manusia, memiliki fisik dan mental yang kuat.
"Setelah beberapa lama jadi sekuriti, sambil kerja saya disuruh memperhatikan (segala jenis kondisi jenazah yang masuk ke kamar mayat)," ungkapnya.