SEMARANG - Ratusan orang menjadi pengikut Keraton Agung Sejagat di Purworejo Jawa Tengah. Bukan gratis, mereka harus membayar hingga puluhan juta rupiah agar mendapatkan kartu anggota keraton yang didirikan Raja Toto Santoso (42) dan Ratu Fanni Aminadia (41).
Perkembangan kasus keraton yang menggegerkan jagat maya dan nyata itu memasuki babak baru. Raja Toto akhirnya mengaku keraton yang baru didirikan itu ternyata fiktif. Dia pun meminta maaf kepada masyarakat dan para pengikutnya.
Kuasa hukum Toto Santoso, Muhammad Sofyan, mengaku belum bisa memastikan uang iuran yang dibayarkan para pengikut akan dikembalikan atau menunggu proses hukum. Terlebih, Toto juga belum memberikan informasi detail mengenai jumlah uang maupun penggunaannya.
“Kalau uang itu kan menyangkut materi (perkara) sehingga tidak berani komentar lebih lanjut, karena Pak Toto klien kami belum menyinggung persoalan itu,” kata Sofyan kepada awak media, Selasa (21/1/2020).

Berdasarkan informasi yang diterimanya, uang iuran merupakan inisiatif dari pengikut. Sebagian uang tersebut digunakan untuk membeli seragam maupun menggelar beragam kegiatan di lingkungan keraton.
“Saya sebagai kuasa hukum juga belum mendapatkan informasi langsung dari yang bersangkutan, terkait itu (uang) karena hanya menyampaikan bahwa iuran dan seterusnya itu untuk keperluan aktivitas dahulu misalnya untuk beli seragam dan seterusnya,” tambahnya.
“Itu yang saya dengar dari beliau (Toto) sebelumnya. Sehingga kalau iuran itu dikembalikan dan seterusnya saya tidak berani berkomentar lebih lanjut, karena memang saya tidak tahu itu,” tandasnya.
(Awaludin)