Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cerita Pilu Rusun Buruh Peringati May Day di Tengah Pandemi Covid-19

Taufik Budi , Jurnalis-Jum'at, 01 Mei 2020 |15:19 WIB
Cerita Pilu Rusun Buruh Peringati <i>May Day</i> di Tengah Pandemi Covid-19
Rusun buruh di Semarang (Foto: Ist)
A
A
A

SEMARANG - Ratusan buruh yang menempati Rusunawa Kudu Kota Semarang, Jawa Tengah, tak ada agenda demonstrasi seperti tahun-tahun sebelumnya. Pandemi Covid-19 memaksa mereka harus tetap tinggal di rusun, meski bertepatan dengan Hari Buruh atau May Day.

Seorang buruh yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK), Sugeng Khotib, menyampaikan cerita pedihnya. Selama dua bulan tidak bekerja, Sugeng mengaku sangat kesulitan menjalani kehidupan.

"Sekarang kerja serabutan, bantu nyapu bersih-bersih di rusunawa ini. Semuanya demi mencukupi anak istri," ujar Sugeng, di rusunawa Kudu, Jumat (1/5/2020).

Sugeng menerangkan, peringatan May Day tahun ini memang berbeda dari tahun biasanya. Pada tahun-tahun lalu dia tak pernah absen ikut demonstrasi. Namun kini dia tidak begitu bersemangat.

"Tidak demo sekarang, kondisinya sudah seperti ini. Saya terima kenyataan saja, demo sekarang tidak penting, yang penting itu bantuan," tandasnya.

Cerita tak kalah pilu dituturkan Mujiono (65). Dirinya sendiri mengaku sudah dua pekan dirumahkan dari pekerjaannya di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Sisa tabungan selama bekerja, sudah terkuras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Di rusunawa ini, 75 persen dihuni oleh buruh pabrik. Hampir semuanya sudah terdampak, ada yang di-PHK atau dirumahkan," lugas Mujiono.

(Khafid Mardiyansyah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement