MANADO - Dokter Bambang Setiawan tak pernah menyangka bahwa dirinya akan terinfeksi Corona Virus Disease (Covid-19). Namun dari hasil swab yang dilakukan pada 15 Mei 2020 menyatakan dia terinfeksi virus SARS- CoV-2.
Hal itu membuat dirinya syok dan kaget dengan hasil tersebut. Selama seminggu dokter yang sehari-hari bertugas di Rumah Sakit (Rumkit) Tingkat III Robert Wolter Monginsidi Teling, Kota Manado itu stres.
"Satu minggu itu memang stres, saya tidak bisa tidur, itu yang membuat saya drop," kata dr. Bambang kepada Okezone, Jumat (19/6/2020).
Namun berkat dukungan dari keluarga serta rekan-rekan sejawatnya yang saling memberikan support, dia pun bangkit untuk bisa melawan Covid-19.
Dia mengaku tertular virus corona dari rekan sejawatnya yang terlebih dahulu terpapar. Menurutnya dia merupakan pasien Orang Tanpa Gejala (OTG), tidak merasakan apa-apa tiba-tiba hasil swab menyatakan positif.
Sebagai tenaga medis dia pun harus mengikuti protokol kesehatan dengan diisolasi di rumah sakit dan dikarantina selama 33 hari di Rumkit Tingkat III Robert Wolter Monginsidi.
"Memang saya tidak merasakan apa-apa, tapi itu bisa menular ke orang rumah atau pun teman-teman. Jadi saya melaksanakan isolasi di rumah sakit. Pertama-tama saya merasakan sesuatu yang pasti stres lah, karena meskipun saya dokter tapi ini penyakit yang baru, apalagi belum tahu obatnya seperti apa," ujar dokter yang akrab disapa Bams itu.
Namun dia sadar bahwa penyakit itu hanya dia sendiri yang bisa lawan dengan cara menumbuhkan imunitas tubuh sehingga bisa melawan Covid-19.
"Dan itu pun juga campur tangan dari Allah Subhanahu wa ta'ala," tambah Direktur di Akademi Keperawatan Rumkit tingkat III Robert Wolter Mongisidi itu.
Selama dalam perawatan penyuka otomotif ini mendapatkan pengobatan dari rumah sakit sesuai dengan protab dari WHO ditambah dengan menjaga imunitas dari stres, berpikir positif dan rajin berdoa.
Setiap hari para pasien positif penderita Covid-19 yang dirawat di rumah sakit milik TNI AD itu berkumpul di halaman belakang untuk melakukan olahraga pagi. Kesempatan itu juga dimanfaatkan sesama pasien dengan saling curhat dan berbagi tips-tips untuk melawan Covid-19.
"Sehingga kami termotivasi terus setiap hari sambil melewati masa selama 33 hari," ucapnya
Baca Juga : Bidan Kuras Isi ATM Teman Sekamarnya Senilai Rp16 Juta
Dukungan dari keluarga serta masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya juga turut andil dalam kesembuhannya. Setiap hari dia mendapat video call dari orangtua, istri serta anaknya yang baru berusia 10 tahun, memberikan support dan melihat perkembangannya.
"Dari tetangga juga turut memberikan dukungan, mereka video call ke saya memberikan semangat, motivasi, itu yang saya merasa saya harus lawan ini dan menceritakan kepada masyarakat luas bahwa stigma-stigma jelek tentang corona itu harus dihapuskan, harusnya kita saling mendukung, ikuti protokol tentang covid saja, seperti pakai masker, rajin cuci tangan serta jaga jarak, itu saja," tuturnya.
Dukungan juga datang dari Kepala Rumah Sakit Tingkat III Robert Wolter Mongisidi Kolonel Ckm dr Abdul Alim, Sp.PD serta staff medis dan paramedis yang selalu melayani dengan kasih.
"Saya juga mengucapkan terima kasih kepada atasan saya, Kepala Kesehatan Kodam XIII/ Merdeka Kolonel Ckm dr. Benny Untu, Sp.M, yang setiap hari mensupport saya untuk bisa melawan covid ini," tambahnya.