Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kunjungi Jatim, Ini 7 Arahan Jokowi Terkait Perang Lawan Covid-19

INews.id , Jurnalis-Kamis, 25 Juni 2020 |12:20 WIB
Kunjungi Jatim, Ini 7 Arahan Jokowi Terkait Perang Lawan Covid-19
Presiden Joko Widodo kunjungi Jatim. Foto: Istimewa
A
A
A

SURABAYA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Kunjungannya kali ini dalam rangka memberikan arahan perang melawan virus corona (Covid-19).

Dalam pertemuan dengan pejabat-pejabat Jatim di Gedung Negara Grahadi, Jokowi memaparkan tujuh arahan terkait pengentasan Covid-19. Ketujuh arahan itu yakni:

Pertama, memiliki perasaan yang sama, bahwa Indonesia sedang menghadapi krisis kesehatan dan ekonomi. Sebaliknya, bukan merasa normal-normal saja, sehingga abai terhadap penanganan dan protokol kesehatan.

“Masyarakat juga demikian. Jangan menganggap situasi ini normal, sehingga ke mana-mana tidak memakai masker. Maka, kepala daerah harus mengingatkan berkali-kali,” katanya, Kamis (25/6/2020).

Atas tujuan ini pula Jokowi meminta kepada seluruh instansi pemerintahan untuk bekerja sama menangani Covid-19. Tidak berjalan sendiri-sendiri. “Koordinasi antarmanajemen harus betul-betul ditingkatkan,” katanya sebagaimana dikutip dari iNews.

Kedua, tes massif, pelacakan, isolasi hingga treatmen harus terus dilakukan, dengan jumlah yang lebih banyak.

Baca Juga: Angka Kematian Akibat Covid-19 di Jatim Lampaui Jakarta, Ini Kata Khofifah

Ketiga, apabila Covid-19 terkendali dan masuk ke new normal, maka harus ada prakondisi terlebih dahulu. “Jangan langsung dibuka. Cari timing yang tepat. Kabupaten mana dulu, kota mana dulu dan sektor mana dulu yang harus dibuka. Bukan langsung semua,” ujarnya.

Keempat, mengajak tokoh masyarakat untuk menyosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat. “Misalnya keharusan mengenakan masker dan mencuci tangan, ini terus diulang-ulang,” katanya.

Kelima, meminta kepada gubernur dan bupati atau wali kota agar dalam membuat kebijakan terkait Covid-19, merujuk data science dan pakar epidemiologi. “Jangan membuat kebijakan tanpa mendengarkan saran dari para pakar. Ini berbahaya,” ujarnya.

Keenam, meminta kepala daerah menyiapkan alternatif strategi penanganan agar betul-betul siaga dalam menghadapi situasi tak terduga. “Siapkan plane A, B dan C-nya. Hari-hati, dunia sudah mendekati 10 juta kasus positif. Kita tidak ingin ikut terseret pada angka-angka yang besar,” katanya.

Ketujuh, meminta agar dalam dua minggu ke depan angka Covid-19 di Jatim ada penurunan. “Ini penting agar kita bisa masuk ke tatanan normal baru dan masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa,” katanya.

(Abu Sahma Pane)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement