Macan tutul ini sudah meneror warga kaki Gunung Syawal selama empat bulan terakhir. Selain menampakan diri di hadapan petani yang berladang, macan tutul juga kerap memangsa ayam dan kambing. Bahkan delapan ekor anjing peliharaan warga turut dimangsa saat malam hari.
“Sebenarnya masyarakat Cikupa tidak diberi tahu, hanya orang tertentu. Hampir empat bulan lah menampakan dan sering mangsa ternak ayam juga sekitar delapan anjing,” kata Asna Maulana Sidik, pemasang perangkap, Jumat (26/6/2020).
Konflik macan tutul dengan warga Desa Cikupa kerap terjadi. Warga sering menangkap macan jenis ini pada 2012, 2014, 2015, 2108 tahun ini.
Asna memperkirakan macan tutul yang masuk perangkap kali ini pernah ditangkap beberapa tahun lalu. Pasalnya, ditemukan GPS collar terpasang di bagian leher sebagai tanda untuk mengamati keberadaan hewan langka ini.
Masyarakat meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Ciamis tidak melepaskan macan tutul ini kembali ke Gunung Syawal. Mereka khawatir macan akan kembali meneror masyarakat.
(Fetra Hariandja)