Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Hasil Swab PCR Berbeda? Begini Penjelasan Pakar UGM

Agregasi Harian Jogja , Jurnalis-Minggu, 13 Desember 2020 |00:17 WIB
 Hasil Swab PCR Berbeda? Begini Penjelasan Pakar UGM
Foto: Illustrasi Okezone.com
A
A
A

Sementara itu, terkait perbedaan hasil antar laboratorium, Titik menekankan perlunya mempertimbangkan juga bahwa pemeriksaan swab PCR ini dilakukan dalam konteks penelusuran kontak erat. Apabila hasil uji swab PCR positif tidak perlu dilakukan swab ulangan dalam waktu yang berdekatan.

"Swab evaluasi tidak wajib untuk dilakukan, bila akan dilakukan sebaiknya diambil setelah hari 10," jelasnya.

Ditambahkan pakar virologi FKKMK UGM sekaligus tim Lab Covid-19 UGM, dr. Mohamad Saifudin Hakim, bahwa uji swab PCR sangat tergantung pada ketepatan waktu (window period). Misalnya pada hari ke-0 muncul gejala, maka pemeriksaan PCR akan optimal dilakukan di hari ke-3 dan 5 setelah muncul gejala.

Bagaimana menyikapi perbedaan hasil swab PCR?

Hakim menyampaikan sebaiknya tetap melakukan isolasi mandiri bagi yang tidak bergejala sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang ditetapkan pemerintah. Sebab seseorang dengan hasil swab PCR awal positif lalu melakukan uji serupa dalam waktu dekat dengan hasil negatif masih berpotensi menjadi sumber penularan Covid-19 ke lingkungan.

Menurutnya, penemuan banyak kasus positif Covid-19 dengan tanpa gejala atau bergejala ringan ini, sesuai dengan data WHO bahwa saat ini 80% populasi di masyarakat sudah terinfeksi Covid-19 dan tidak bergejala atau bergejala ringan saja.

Sementara itu, Satgas Covid-19 UGM Arif Nurcahyanto, tak memungkiri adanya kecemasan pada seseorang dengan perbedaan hasil uji swab PCR. Sebab tidak setiap orang siap mendengar atau menerima sesuatu ataupun fakta yang menyakitkan atau membuat down termasuk terinfeksi Covid-19.

"Tidak setiap orang siap mendengar yang sebenarnya, tapi lebih pada hal yang ingin didengar," tuturnya.

Ia mengatakan reaksi pertama yang umumnya terjadi pada seseorang yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 adalah perasaan syok. Selain itu, ada perasaan marah dan penolakan sehingga mengambil pilihan melakukan uji pembanding di rumah sakit berbeda.

"Menghadapi kondisi seperti ini sebaiknya menerima kenyataan akan apa yang terjadi. Kuncinya adalah penerimaan dan harus memutus mata rantai penularan serta berendah hati mengurangi aktivitas di luar rumah, mematuhi protokol kesehatan" terangnya.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement