Bangunan ini adalah tempat tinggal Sultan dan keluarga besarnya. Dan, di areal belakang Kraton ada areal yang disebut Kebon Jimat berfungsi sebagai pungkuran kraton dan sebagai tempat penyimpanan pusaka serta jimat-jimat koleksi kraton.
Bangsal Witana, bangunan berbentuk joglo ini, pada plafonnya terdapat ukiran dan chandra sangkala yang berbunyi: Mungling Tatahan Pranataning Ratu. Chandra sangkala ini menunujukkan angka tahun 1561 Saka (1639 Masehi).
Di areal bagian belakang kraton, terdapat beberapa sumur yang memiliki tuah tersendiri.
“Sumur Penganten, bermanfaat bagi pasangan yang jalinan cintanya ingin sampai ke pelaminan, sumur Kejayaan bertuah untuk mendongkrak jabatan, bisnis dan lain sebagainya, dan sumur Bandung yang memiliki tuah untuk pengobatan berbagai macam penyakit,” katanya.
Berdirinya dua Kesultanan di Cirebon, antara Kasepuhan dan Kanoman, menurut catatan sejarah Kesultanan, yang disampaikan oleh Pangeran Abdullah, bukanlah sekedar membagi kekuasaan antara adik dan kakak semata. Melainkan terdapat kisah perih di balik politik pecah belah yang dilancarkan penjajah Belanda.
(Awaludin)