Beberapa "influencer" Israel membagikan video yang mereka klaim sebagai "video warga Palestina berpura-pura memakamkan korban serangan udara Israel di Gaza untuk mendapatkan simpati global".
Dalam video ini -- yang juga dibagikan oleh seorang penasihat di Kementerian Luar Negeri Israel -- tampak beberapa remaja menggotong jenazah.
Lalu terdengar sirene dan tiba-tiba saja anak-anak muda ini mengeletakkan jenazah di tanah dan berlari. Jenazah ini bangun dan berlari.
Video viral ini dibagikan ratusan kali oleh pengguna media sosial yang pro-Israel.
Penelusuran BBC menunjukkan, video itu pernah muncul pada Maret 2020.
Laporan yang menyertai video ini menyebutkan bahwa video ini adalah beberapa remaja Yordania mencoba menghindari pembatasan ketat pandemi Covid-19 dengan seolah-olah melakukan pemakaman jenazah.
Beberapa akun pro-Palestina membagikan video yang mereka klaim "Masjid al-Aqsa terbakar" dan bahwa "Israel sengaja membiarkan al-Aqsa terbakar".
Tampak orang-orang Yahudi bernyanyi dan meneriakkan kata-kata anti-Palestina di balik Tembok Ratapan, sementara api menyala di kejauhan.
Video ini sebenarnya nyata, namun yang terbakar adalah pohon di kompleks al-Aqsa, bukan masjidnya.
Kompleks Masjid al-Aqsa terletak di kawasan kota lama di Yerusalem dan merupakan tempat suci bagi pemeluk Islam dan Yahudi. Bagi pemeluk Yahudi, tempat ini biasa disebut Temple Mount.
Penyebab api hingga kini belum bisa disimpulkan.
Polisi Israel dalam satu pernyataan mengatakan bahwa api disebabkan oleh petasan yang dilemparkan oleh warga Palestina yang salat di dalam Masjid al-Aqsa.
Sedangkan pihak Palestina mengatakan, api dipicu oleh lemparan granat kejut aparat keamanan Israel.
Menurut kantor berita Reuters, pohon yang terbakar tersebut berjarak hanya 10 meter dari masjid.
Api akhirnya bisa dipadamkan dan tidak menyebabkan kerusakan.
Yang juga banyak dibagikan di media sosial adalah cuitan berisi video yang menunjukkan "truk kelompok Hamas pengangkut rudal di salah satu jalan di Gaza". Terdengar pula seorang anak berbicara di video tersebut.
Posting-an ini diunggah oleh akun pro-Israel di Amerika Serikat, yang mengeklaim, "Sekali lagi kita saksikan Hamas menggunakan warga sipil sebagai perisai untuk membunuh orang-orang Yahudi ... karena mereka tahu Israel tidak akan melancarkan serangan balasan karena Israel tak ingin melukai orang-orang yang tak berdosa."
Penelusuran BBC memperlihatkan, video ini pernah diunggah ke Facebook pada 25 November 2018, dengan keterangan yang menyebutkan video ini diambil di Kota Abu Snan, di Galilee, Israel.
Aric Toler, peneliti berbasis informasi terbuka untuk situs jurnalisme investigatif, Bellingcat, mengatakan video ini adalah tiruan rudal milik Israel yang dipakai untuk latihan militer.
Akun pro-Israel yang mengunggah video ini kemudian menghapusnya dan meminta maaf karena "telah menggunakan data yang salah".
(Susi Susanti)