 
                Bu Prawiro kelihatannya seperti tidak menganggap hal itu sebagai persoalan. Mungkin dirasakannya zaman sudah berubah.
“Saya kenal dengan orang yang dekat dengan mereka,” kata Bu Prawiro.
“Saya akan minta dia menanyakan, apa mereka dapat menerima kedatanganku. Saya tahu cara-caranya. Saya tahu adat kebiasaan di situ, ” katanya.
Soeharto tidak mau mengecewakan Bu Prawiro. Dan dia ingat, apa yang dikemukakan Ibu Prawiro itu benar. Hati Soeharto tergugah, memang benar soal membentuk keluarga. Agama mewajibkan untuk melanjutkan keturunan dan hanya melewati pernikahan.
(Qur'anul Hidayat)