Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Biden Gelar Karpet Merah Sambut Pangeran Arab Saudi, Sinyal Hubungan Menghangat

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 08 Juli 2021 |09:49 WIB
Biden Gelar Karpet Merah Sambut Pangeran Arab Saudi, Sinyal Hubungan Menghangat
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden gelar karpet merah sambut Pangeran Arab Saudi dan rombongan (Foto: CNN)
A
A
A

WASHINGTON - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjamu kedatangan Pangeran Arab Saudi dan rombongan yang tiba di Washington. Kunjungan ini mungkin menandakan kalibrasi ulang lain dalam hubungan yang penuh ketegangan antara kedua negara.

Sebelumnya Gedung Putih sempat ‘menjauhkan diri’ awal tahun ini dari kerajaan dan penguasa de factonya Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Wakil Menteri Pertahanan Khalid bin Salman, Pangeran dan saudara laki-laki Mohammed, telah mengadakan pertemuan dengan pejabat keamanan nasional paling senior Biden, termasuk penasihat keamanan nasional Jake Sullivan, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, Kepala Staf Gabungan Mark Milley dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken.

Menurut dua sumber yang mengetahui kunjungan tersebut, kedatangan sang Pangeran bukannya tanpa kontroversi, karena beberapa pejabat Departemen Luar Negeri telah menyatakan frustrasi dengan akses luas yang telah diberikan kepadanya.

(Baca juga: Ledakan Guncang Pelabuhan Dubai Sebabkan Kebakaran Besar)

Tetapi ketika pemerintah berjuang di sejumlah bidang - dengan kemungkinan munculnya kembali kekerasan Taliban di Afghanistan, perang yang sedang berlangsung di Yaman, pembicaraan Iran yang goyah dan harga gas pada level tertinggi tujuh tahun ketika orang AS bersiap untuk merayakan musim panas dan pasca-kebebasan karantina -- Peran Arab Saudi di semua bidang ini menjadi terlalu penting untuk diabaikan.

"Terlalu sering, terlalu banyak pemerintahan, setiap Presiden akhirnya dipaksa oleh kenyataan tentang hal ini dan sampai pada kesimpulan bahwa sesulit apa pun untuk hidup dengan Saudi sebagai mitra dekat, mengingat kesenjangan besar dalam nilai-nilai yang ada di antara kedua masyarakat, bahkan jauh lebih sulit untuk berurusan dengan mereka sebagai musuh potensial atau sebagai negara yang tidak bersahabat," kata John Hannah, seorang rekan senior di Institut Yahudi untuk Urusan Keamanan Nasional.

"Mereka tetap terlalu penting,” ujarnya.

(Baca juga: Pengacara Wanita Harus Lepas Bra Saat Kunjungi Klien, Prosedur Keamanan Penjara Ditinjau Ulang)

Sambutan karpet merah kepada Pangerah ini menandai perubahan tajam dari Februari lalu ketika pemerintah merilis sebuah laporan yang menemukan Putra Mahkota bertanggung jawab langsung untuk menyetujui pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, memberikan sanksi kepada belasan orang Saudi yang terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), dan mengakhiri dukungan AS untuk perang Saudi di Yaman.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement