SEBAGAI kereta pusaka Keraton Jogyakarta, setiap tahun pada hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon pada bulan Sura, Kereta Kanjeng Nyai Jimat dikeluarkan dari Museum Keraton untuk dibersihkan.
Ritual ini yang disebut dengan Jamasan. Jamasan pusaka biasanya selalu rutin dilaksanakan Keraton Yogyakarta pada setiap Bulan Sura. Tradisi ini merupakan prosesi pembersihan benda-benda pusaka milik Keraton Yogyakarta dengan air bunga dan jeruk nipis, agar senantiasa terawat dan bersih. Demikian dikutip dari jogjaprov.go.id.
Baca juga: Kuatnya Komitmen Keraton Yogyakarta Saat Penyebaran Islam di Tanah Air
Jamasan pusaka biasanya digelar di dalam dan di luar keraton. Jamasan di dalam keraton bersifat tertutup. Sedangkan jamasan di luar keraton, pusaka yang dibersihkan adalah rata (kereta) dan bersifat terbuka.
Baca juga: Kisah Rampogan Macan, Harimau Jawa Diadu dengan Banteng dan Prajurit Keraton
Kereta utama yang selalu dijamas setiap tahunnya adalah Kanjeng Nyai Jimat, kereta tertua milik Keraton Yogyakarta yang pernah digunakan saat penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono I hingga Sri Sultan Hamengku Buwono III.
Dalam setiap jamasan yang terbuka, masyarakat umum yang menghadiri upacara tersebut akan berupaya untuk mendapatkan air yang digunakan untuk membersihkan Kereta Kanjeng Nyai Jimat. Demkian terungkap dari kratonjogja.id.
Masyarakat umum percaya bahwa air perasan jeruk nipis dan air kembang setaman yang telah digunakan dalam Jamasan Kereta Kanjeng Nyai Jimat membawa berkah serta dapat menyembuhkan penyakit. (din)
(Rani Hardjanti)