JAKARTA - Berita bohong atau hoaks terkait Covid-19 saat ini menyebar dengan sangat luas. Menurut informasi yang dikutip dari laman resmi Kominfo (Kementerian Komunikasi), pada Agustus 2020 lalu ada sebanyak 1.028 hoaks terkait Covid-19. Pada Mei 2021, jumlahnya naik drastis yakni hingga 1.556 berita.
Kondisi ini disikapi masyarakat dengan rasa keprihatinan. Apalagi, masyarakat sangat membutuhkan informasi yang tepat, khususnya terkait dengan upaya-upaya penyembuhan bagi penderita Covid-19. Namun, alih-alih mendapatkan info akurat, justru hoaks terkait penyembuhan Covid-19 yang paling banyak diterima.
Temuan ini tergambar dalam hasil survey Litbang MPI. Selama masa pandemi ini, sebanyak 53 % responden mengaku banyak mendapat hoaks soal upaya penyembuhan Covid-19, diantaranya soal penggunaan kalung anti virus serta minuman air kelapa yang konon ampuh mengusir virus.
Hoaks yang beredar juga tak hanya terkait dengan cara penyembuhan. Selain itu, masyarakat juga banyak menerima hoaks tentang vaksin. Hal dialami oleh 41 % responden survey daring Litbang MPI. Daru, seorang wiraswasta mengaku sering menemukan berita hoaks soal vaksin yang bisa menyesatkan masyarkat.
“Katanya kalau vaksin nanti umurnya tidak panjang. Ini kan sangat keliru. Padahal, vaksin adalah salah satu upaya pencegahan virus Covid-19,” tukas dia.
Untungnya Daru memiliki kebiasaan cross check terlebih dahulu setiap mengonsumsi berita. Perilaku serupa juga dilakukan responden lainnya. Sebanyak 63 % responden mengaku bahwa mereka akan melakukan riset terlebih dahulu apabila mendapat berita yang masih diragukan kebenarannya.