Hasil Survei: Hoaks soal Cara Sembuh dari Covid-19, Paling Banyak Ditemui Selama Pandemi
Sementara, 22 % responden lainnya memilih untuk menyimpan sendiri berita hoaks tesebut dan tidak menyebarkannya ke orang lain. “Jika suatu berita sudah terlihat meragukan dan menjurus ke arah hoaks, maka saya simpan sendiri saja. Atau bahkan, saya hapus. Karena saya sendiri juga tidak yakin dengan keahlian berita tersebut. Terlebih, saat pandemi Covid-19 ini,”. Ujar Mita, mahasiswi semester 4 di Depok, Jawa Barat
Berita-berita hoaks juga diakui beberapa besar responden banyak diperoleh dari media sosial. Tami, perawat di sebuah rumah sakit di Tangerang misalnya. Kepada MPI, ia berujar bahwa biasa mendapat sebaran berita hoaks melalui media sosial.
“Saya bisa membedakan antara berita hoaks dengan berita benar. Karena memang saya melihat realita langsung di lapangan, di rumah sakit tempat saya bekerja,” kata Tami. Hal senada juga diungkapkan Rina, warga Bekasi yang kerap menerima hoaks dari media sosial atau aplikasi berbagi pesan.
“Biasanya saya dapat berita bohong tentang Covid-19 itu lewat broadcast di aplikasi berbagi pesan. Kalau untuk membedakan, saya bisa. Karena, terkadang ada keraguan saat membaca berita atau informasi itu. Setelah dibandingkan dengan sumber atau berita lain dari laman resmi pemerintah, benar saja kalau itu hoaks,” kata dia saat dihubungi MPI.
(Khafid Mardiyansyah)
