Jakarta- Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Maka sangat tepat jika UMKM memiliki istilah 'Si Kecil yang Berdampak Besar'. Berdasarkan data pada 2017 dari Kementerian Koperasi dan UKM RI menyatakan bahwa UMKM menguasai sekitar 99,99 persen pangsa (62,9 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia dan menyerap sekitar 97 persen tenaga kerja nasional.
Namun, dua tahun terakhir ini banyak para pelaku UMKM yang mengalami pasang surut akibat pandemi Covid-19. Ada sekitar 45 persen pelaku usaha yang nyatanya hanya mampu bertahan selama tiga bulan dan sisanya mengalami kehabisan modal sampai harus melakukan pengurangan tenaga kerja.
Melihat kondisi tersebut tentu saja pemerintah tak tinggal diam. Pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 dapat diwujudkan dengan memberdayakan teknologi melalui transformasi digital.
Melalui cara ini, anjloknya pemasukan dan daya beli masyarakat dapat disiasati dengan melakukan perluasan jangkauan usaha ke pasar digital atau E-Market, sehingga UMKM dapat mengenalkan dan menjual produk atau jasanya kepada segmen pasar yang lebih luas dan beragam dengan modal yang lebih murah. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan literasi digital yang komperhensif bagi para pelaku usaha.
Selain itu, Salah satu inisiatif yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi adalah dengan mengadakan “PPKM” atau Pekan Pelaku UMKM yang dilaksanakan mulai 3 hingga 10 September 2021.
Dalam kegiatan tersebut, masyarakat dan para pelaku usaha mendapatkan pelatihan-pelatihan secara daring dengan menghadirkan pembicara dan pelaku UMKM yang kompeten untuk menjadi narasumber di delapan pelatihan yang mengusung tema yang berbeda-beda.
Pelatihan tersebut antara lain, strategi digital marketing, strategi menetapkan harga, cara menetapkan untung, strategi mengelola media sosial usaha, hingga cara melakukan product branding.