Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Pelukis Sudjojono Bertengkar dengan Bung Karno Gegara Basuki Abdullah

Solichan Arif , Jurnalis-Selasa, 19 Oktober 2021 |13:44 WIB
 Kisah Pelukis Sudjojono Bertengkar dengan Bung Karno Gegara Basuki Abdullah
Sudjojono (foto: istimewa)
A
A
A

Lokasinya tersembunyi, menyempil sekitar satu dua meter dari permukaan jalan. Namun keakraban antara Bung Karno dan Sudjojono akhirnya berantakan gara-gara mempertengkarkan Basuki Abdullah yang merupakan pelukis kesayangan Bung Karno. Peristiwa perselisihan itu terjadi saat Bidang Kebudayaan Putera hendak menggelar pameran lukisan. Pemeran mengambil tempat di bekas gedung sekolah kolonial.

Sudjojono mendekorasi bagian gedung menjadi tempat galeri yang artistik. Hasilnya tidak kalah dengan galeri resmi. Untuk memperindah, Sudjojono meminta sentuhan perupa muda Kartono Yudokusumo yang saat itu masih duduk di bangku SMT (Sekarang SMA). Sudjojono kemudian menulis kata pengantar katalog pemeran lukisan. Pada pengantarnya Sudjojono menyebut bakat Kartono Yudokusumo besar sekali.

Sama besar dengan bakat Basuki Abdullah. Membaca kata pengantar yang belum diluncurkan itu, Basuki Abdullah jengkel. Pelukis tenar itu protes dan mengadu kepada Bung Karno. Intinya, Basuki yang karya-karyanya disukai Bung Karno tak sudi disejajarkan dengan pelukis Kartono yang masih pemula. Sudjojono dipanggil. Bung Karno meminta menghapus kalimat dalam kata pengantar katalog tersebut.

Baca juga:  Catatan Kelam PKI di Madiun, Soekarno: RI yang Kita Cintai Hendak Direbut PKI Musso

Sudjojono menolak, dengan alasan ia hanya berpendapat soal bakat yang sama besar. "Saya tidak bicara tentang tekhniknya. Dalam hal tekhnik, tentu saja Kartono belum apa-apa dibandingkan dengan Basuki yang keluaran Rijksakademie Amsterdam," kata Sudjojono seperti dikisahkan Mia Bustam dalam "Sudjojono dan Aku". Dengan argumentasinya, Bung Karno tetap meminta kalimat itu dihapus.

Namun Sudjojono bersikukuh menolak. Sampai akhirnya Bung Karno menunjukkan kewibawaan sebagai pimpinan, yang dengan suara tegas memerintahkan kalimat dicabut. Sudjojono tetap menolak mengubah pendirian dan menjawab dengan kalimat tidak kalah tegas.

"Lebih baik saya berhenti bekerja, daripada menyalahi pendapat saya mas!," tegas Sudjojono. Bung Karno yang juga tak mau kalah, mempersilahkan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement