Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Jenderal Dudung Abdurachman Keturunan Sunan Gunung Jati, Konon Ini 6 Kesaktian Syarif Hidayatullah

Tim Okezone , Jurnalis-Kamis, 18 November 2021 |11:40 WIB
Jenderal Dudung Abdurachman Keturunan Sunan Gunung Jati, Konon Ini 6 Kesaktian Syarif Hidayatullah
Jenderal Dudung Abdurachman saat dilantik menjadi KSAD. (Ant)
A
A
A

Keenam, salah satu karomah lainnya adalah memindahkan Istana Kerajaan Hindu Pakuan ke alam gaib. Hal ini dilakukannya karena kerasnya penolakan para Pendeta Sunda Wiwitan untuk tidak menerima Islam ataupun sekadar keluar dari wilayah Istana Pakuan.

Cerita ini bermula saat saat jatuhnya Kerajaan Galuh Pakuan, ibu kota Kerajaan Sunda pada tahun 1568 karena diserang pasukan Demak yang dibimbing oleh Sunan Gunung Jati.

Peristiwa ini setahun sebelum Sunan Gunung Jati wafat dalam usia yang sangat sepuh hampir 120 pada tahun 1569.

Diriwayatkan dalam perundingan terakhir dengan para Pembesar Istana Galuh Pakuan, Syarif Hidayatullah memberikan dua penawaran.

Penawaran atau opsi pertama, para pembesar Istana Pakuan yang bersedia masuk Islam akan dijaga kedudukan dan martabatnya seperti gelar pangeran, putri atau panglima dan dipersilakan tetap tinggal di keraton masing-masing.

Yang ke dua adalah bagi yang tidak bersedia masuk Islam maka harus keluar dari keraton masing-masing dan keluar dari ibukota Pakuan untuk diberikan tempat di pedalaman Banten wilayah Cibeo sekarang.

Dalam perundingan terakhir yang sangat menentukan dari riwayat Pakuan ini, sebagian besar para pangeran dan putri-putri raja menerima penawaran pertama. Sedang pasukan kawal istana dan panglimanya (sebanyak 40 orang) dari angkatan darat kerajaan Pakuan memilih penawaran kedua.

Mereka inilah cikal bakal penduduk Baduy Dalam sekarang yang terus menjaga anggota pemukiman hanya sebanyak 40 keluarga karena keturunan dari 40 pengawal Istana Pakuan. Anggota yang tidak terpilih harus pindah ke pemukiman Baduy Luar.

Sementara para Pendeta Sunda Wiwitan menolak penawaran pertama dan kedua. Dengan kata lain mereka ingin tetap memeluk agama Sunda Wiwitan (aliran Hindu di wilayah Pakuan) tetapi tetap bermukim di dalam wilayah Istana Pakuan.

Sehingga dengan karomah yang dimilikinya Sunan Gunung Jati lalu memindahkan Istana Galuh Pakuan ke alam Gaib sehingga para Pendeta Wiwitan tidak lagi berada di Istana tersebut.

Demikianlah cerita Sunan Gunung Jati yang beredar, semoga bermanfaat, kebenaran hanya milik Allah SWT. 

(Widi Agustian)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement