Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

5 Aturan Wajib Wanita di Bawah Genghis Khan, Tangguh hingga Pekerja Keras

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 29 Desember 2021 |17:12 WIB
5 Aturan Wajib Wanita di Bawah Genghis Khan, Tangguh hingga Pekerja Keras
Genghis Khan (Foto: Wikipedia)
A
A
A

MONGOLIA - Sebagian besar budaya yang ada di masa lalu memiliki reputasi yang tidak terlalu bagus saat memperlakukan wanita dengan hormat dan adil. Lalu bagaiman nasib wanita di bawah kepemimpinan diktator yang brutal seperti Genghis Khan?

Beberapa wanita bernasib sangat baik di bawah Genghis Khan sementara yang lain sangat menderita. Tetapi sebagian besar, bangsa Mongol memiliki beberapa gagasan yang cukup progresif tentang hak-hak perempuan, setidaknya dibandingkan dengan banyak budaya lain yang ada pada saat itu — termasuk budaya Barat.

1. Suami harus mendengarkan nasihat istri

Wanita sebenarnya dihormati dalam masyarakat Mongol dan pria diharapkan untuk mendengarkan nasihat istri mereka.

Wanita Mongolia dihormati, sering menjabat sebagai pemimpin, dan anggota masyarakat yang sangat dihargai. Bahkan menurut Amonbe, bangsa Mongol percaya bahwa seorang pria harus menikahi wanita yang lebih tua, karena seorang wanita yang lebih tua akan memiliki kebijaksanaan lebih dari suaminya, dan karena itu akan dapat membimbingnya untuk tidak membuat keputusan hidup yang bodoh. Faktanya, tidak ada yang menghormati pria yang tidak mendengarkan istrinya — itu adalah tanda ketidakdewasaan dan ketidakjantanan.

Baca juga: Menguak Misteri Makam Jenghis Khan yang Tak Pernah Ditemukan

2. Pengadilan bisa menyuruh suami lebih romantis

Wanita Mongol memiliki banyak kendali di rumah dan juga di kamar tidur. Faktanya, jika Anda seorang wanita Mongol dan suami Anda tidak siap untuk melakukan tugas-tugas kamar tidur, Anda dapat mengajukan petisi kepada pemerintah untuk campur tangan. Anda bisa pergi ke pengadilan dan menunjukkan bukti terdokumentasi tentang kegagalan romantis suami Anda.

Baca juga: Genghis Khan, Raja Mongolia yang Kejam dan Bunuh Jutaan Orang

3. Wanita tangguh

Berbeda dengan China, selatan kekaisaran Mongol, Neo-Konfusianisme menguraikan aturan ketat untuk perilaku wanita. Seperti harus suci dan patuh, lalu istri pada dasarnya hanya ada untuk melayani suami mereka.

Di Mongolia, wanita tidak memiliki semua itu. Menurut Amonbe, wanita Mongolia itu tangguh. Mereka berpacu dengan kuda, bertarung dalam pertempuran, dan selalu ada ronde khusus wanita dalam kompetisi memanah. Jadi wanita Mongolia pada dasarnya hanya super-ekstra mengagumkan atau ‘badass’.

Wanita Mongolia juga tidak dianggap sebagai ‘piala’ yang harus tunduk kepada suami. Wanita Mongolia diharapkan kuat, garang, dan pekerja keras. Dan ketika budaya menempatkan harapan semacam itu pada wanita, itu cenderung menginformasikan dinamika keluarga. Wanita yang kuat dan garang juga tidak bisa berpuas diri dan tunduk.

4. Bertanggung jawab atas kereta kuda

Di Mongolia pada masa Genghis Khan, para wanita bertanggung jawab atas kereta kuda dan para pria dilarang keras menaikinya, kecuali jika mereka sakit. Itu mungkin lebih berkaitan dengan fakta bahwa pria Mongol seharusnya menjadi penunggang kuda yang hebat, sehingga mereka bisa menjadi pejuang dan penjarah yang hebat. Di sisi lain, dan mengendarai kereta membutuhkan waktu berjam-jam dari latihan berkuda. Kereta kuda adalah wilayah perempuan, bukan laki-laki.

Kereta kuda Mongolia bukan hanya cara untuk bolak-balik ke toko kelontong atau pasar, tetapi juga salah satu komponen terpenting gaya hidup nomaden. Menurut San Diego Tribune, kereta kuda itu membawa tenda-tenda kempa yang dihuni orang-orang Mongol, dan juga sebagian besar barang dan persediaan mereka. Jadi, jika pengemudi kereta kuda memutuskan untuk mogok, maka seluruh masyarakat dalam masalah.

5. Selain jadi ibu, wanita diharapkan lakukan tugas fisik yang berat

Dalam masyarakat nomaden, Anda tidak bisa menjadi pemalas. Ada terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Artinya, tidak ada ruang bagi siapa pun yang tidak bisa menjadikan dirinya berguna, termasuk perempuan dan anak-anak. Menurut Universitas Victoria, wanita Mongolia tidak hanya diharapkan untuk memikul banyak tanggung jawab, mereka juga diharapkan untuk melakukan banyak pekerjaan berat. Seperti membongkar dan memasang tenda, dan mereka harus melakukannya dengan cepat dan efisien. Mereka juga diharapkan mampu mengendalikan kawanan hewan suku yang seringkali sangat banyak, dan melakukan semua tugas internal. Yakni membesarkan anak-anak dan memasak makanan setiap malam.

Karena itu, tidak mengherankan bahwa pria Mongolia sangat menghormati wanita. Wanita sering menghadapi kesulitan dan menanganinya dengan anggun dan tabah juga. Ibu Genghis Khan sendiri terpaksa membesarkan anak-anaknya dengan pola itu karena mereka telah ditinggalkan oleh sukunya setelah kematian suaminya. Pendidikan itu mungkin banyak berkaitan dengan ide-ide progresif Genghis tentang perempuan.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement