Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perang Rusia vs Ukraina Mengingatkan Anak-Anak Raja Airlangga yang Saling Caplok

Solichan Arif , Jurnalis-Rabu, 02 Maret 2022 |05:03 WIB
Perang Rusia vs Ukraina Mengingatkan Anak-Anak Raja Airlangga yang Saling Caplok
Ilustrasi Raja Airlangga (Foto: PHDI)
A
A
A

Dua di antaranya berasal dari Provinsi Donestk dan Luhansk, wilayah di Ukraina yang akhirnya diakui kedaulatannya oleh Rusia. Setiap akhir pekan, mereka mudik ke Ukraina.

Pada saat Perang Dunia Kedua atau PD 2, bangsa Rusia dan Ukraina juga pernah saling bahu membahu melawan invasi Adolf Hitler dengan pasukan Nazi Jermannya. Rusia dan Ukraina berdiri masing-masing sebagai negara setelah Uni Soviet dinyatakan bubar.

Hal yang sama dialami Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Panjalu. Sebelum Raja Airlangga menitahkan Mpu Bharada untuk membelah wilayah, semuanya berada dalam satu kerajaan yang bernama Kahuripan atau Medang. Setelah terbelah menjadi dua kerajaan (Jenggala dan Panjalu atau Kediri), perang saudara pun berkecamuk.

3. Sama-sama mengorbankan warga sipil

 

Perang antara Rusia vs Ukraina telah menelan banyak korban, terutama warga sipil. Kantor Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR ) mencatat, sejak 26 Februari 2022, sebanyak 240 warga sipil telah menjadi korban perang Rusia –Ukraina.

Perang Rusia-Ukraina juga telah menewaskan 64 orang, 160.000 orang mengungsi, dan lebih dari 116.000 orang terpaksa melarikan diri ke negara-negara tetangga. Perang yang terjadi dipicu ego kehendak berkuasa dari pemimpin kedua negara.

Mereka telah melupakan moto atau slogan yang pernah dipegang teguh para diplomat Rusia-Ukraina. Bahwa : “Lebih Baik 10 tahun berunding dari pada 1 hari berperang”.

Begitu juga perang antara Kerajaan Jenggala dengan Kerajaan Panjalu atau Kediri. R.Moh. Ali. S.S dalam “Perjuangan Feodal Indonesia” menyebut, perang saudara antara Kerajaan Jenggala dengan Kerajaan Kediri sebetulnya bukan perang saudara, hanya perang raja dengan raja.

Namun, para raja telah menyeret rakyat masing-masing untuk terlibat dan itu harus dibayar dengan pertumpahan darah. “Rakyat harus mengikuti segala kehendaknya (Raja), dengan taat dan patuh karena memang itulah kewajiban rakyat di dunia ini," katanya.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement