Ketika Syaikh Maulana Ishaq mengembara ke Jawadwipa, sampailah ia ke Kerajaan Blambangan yang saat itu sedang dilanda suatu wabah penyakit (pagebluk) yang menimpa rakyat Blambangan.
Hati Sang Prabu Minak Sembuyu gelisah dan sangat khawatir melihat penderitaan rakyatnya yang terkena penyakit, termasuk putri semata wayangnya Dewi Sekardadu.
Akhirnya, pada saat itu Baginda Raja mengadakan suatu sayembara, siapapun yang dapat menghilangkan wabah pagebluk akan dinikahkan dengan putrinya.
"Barangsiapa yang bisa menyembuhkan sakit sang putri Dewi Sekardadu dan melenyapkan wabah pagebluk yang menimpa rakyatnya, maka dia dinikahkan dengan putrinya Dewi Sekardadu."
Dikutip dari buku Brawijaya Moksa Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit, berkat pertolongan Allah SWT, Syaikh Maulana Ishaq berhasil menyembuhkan sakit Dewi Sekardadu dan melenyapkan pagebluk yang menimpa rakyat Blambangan.
Sesuai dengan janjinya, Prabu Minak Sembuyu kemudian menikahkan Syaikh Maulana Ishaq dengan putrinya Dewi Sekardadu.
Atas keberhasilannya dalam melenyapkan pagebluk di Blambangan, Syaikh Maulana Ishaq juga mendapatkan hadiah separuh kerajaan, ia dinobatkan menjadi seorang adipati di separuh Kerajaan Blambangan.
Sumber: Buku Brawijaya Moksa Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit
(Arief Setyadi )