Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Sunan Ampel Bertemu Jaka Samudra, Anak yang Terombang-ambing di Selat Bali

Aulia Oktavia Rengganis , Jurnalis-Rabu, 16 Maret 2022 |06:12 WIB
Kisah Sunan Ampel Bertemu Jaka Samudra, Anak yang Terombang-ambing di Selat Bali
Sunan Ampel (Foto: Ist/Wikipedia)
A
A
A

PERNIKAHAN Syekh Maulana Ishaq (paman Sunan Ampel) dengan Dewi Sekardadu mengalami cobaan. Ketika usia kehamilan Dewi Sekardadu memasuk usia tujuh bulan, suaminya, Syekh Maulana Ishaq harus pergi meninggalkan Blambangan lantaran dikuya-kuya oleh Patih Bajul Sengara yang diam-diam mencintai Dewi Sekardadu.

Patih Bajul Sengara menghalalkan segala macam cara untuk meneror para santri Syekh Maulana Ishaq dalam mewujudkan ambisinya. Bahkan, ia berani membunuh orang-orang tak berdosa dengan meminjam tangan anak buahnya.

Baca Juga:  Syekh Maulana Ishaq, Putra Ulama Rusia yang Lenyapkan Wabah Pagebluk di Blambangan

Syekh Maulana Ishaq bertekad kembali ke Negeri Pasai dengan suatu pertimbangan menghindari jatuhnya korban-korban yang lain.

Dengan berat hati, Syekh Maulana Ishaq terpaksa harus meninggalkan Blambangan termasuk meninggalkan istri tercinta Dewi Sekardadu yang sedang hamil tujuh bulan.

Ketika hendak kembali ke Pasai, Syekh Maulana Ishaq mampir ke Ampeldenta untuk menemui keponakannya, yaitu Sunan Ampel dan berpesan bahwa kalau suatu hari menemukan jabang bayi yang dibuang di Selat Bali, sesungguhnya itu adalah putranya.

Baca Juga:  Cerita Sunan Ampel Menikahi Putri Ulama yang Tuli, Bisu, dan Lumpuh

Syekh Maulana Ishaq juga meminta, hendaknya anak tersebut diberi nama Raden Paku. Sunan Ampel terenyuh mendengarkan permintaan pamannya yang penuh dukacita. Sunan Ampel pun berjanji bahwa ia akan mendidik putra pamannya Syekh Maulana Ishaq dengan ilmu agama Islam.

Sekembalinya ke Negeri Pasai, Syekh Maulana mendirikan perguruan Islam yang berkembang cukup pesat. Bahkan, banyak murid berdatangan dari berbagai penjuru dunia.

Kepopuleran Syekh Maulana Ishaq makin bertambah-tambah. Ia pun diberi julukan oleh masyarakat muslim di Negeri Pasai dengan sebutan Syekh Awwalul Islam.

Setelah kepergian Syekh Maulana Ishaq ke Pasai, pada suatu hari Sunan Ampel menerima seorang tamu perempuan dari Gresik. Rupanya ia seorang janda yang bernama Nyai Ageng Pinatih dari Gresik.

Maksud kedatangannya hendak menitipkan putranya, bernama Jaka Samudra kepada Sunan Ampel agar dididik pendidikan agama Islam di Pesantren Ampeldenta.

Dikutip dari buku Brawijaya Moksa Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit, diketahui bahwa Jaka Samudra yang memancarkan aura cahaya itu bukan putra kandung Nyai Ageng Pinatih, tetapi ia hanyalah putra angkatnya.

Lalu siapakah jati diri Jaka Samudra? Ternyata Jaka Samudra ditemukan oleh awak kapalnya di Selat Sunda.

Sunan Ampel teringat dengan pesan pamannya Syekh Maulana Ishaq beberapa waktu sebelumnya. Ya, bocah berumur sekitar sebelas tahun itu adalah putra pamannya, Syekh Maulana Ishaq.

Dari informasi yang digali Sunan Ampel, memang Dewi Sekardadu, putri Prabu Minak Sembuyu di Blambangan, telah membuang bayinya dengan dimasukkan ke dalam peti di Selat Bali.

Sumber: Buku Brawijaya Moksa Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit

 

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement