JAKARTA - Teka-teki mengenai asal usul asteroid Kamo'oalewa masih menjadi pertanyaan sejumlah ilmuwan.
Hanya sedikit informasi yang diketahui oleh ilmuwan terkait asteroid ini, terbatas pada benda angkasa ini ditemukan pada 2016, dan para astronom tahu bahwa ia memiliki orbit yang relatif dekat dengan Bumi.
BACA JUGA:Ramai Diperbincangkan, Berikut Sikap Partai Perindo atas RUU KIA
Namun, penelitian terbaru, telah menambah petunjuk mengenai misteri kemunculannya: asteroid ini bisa menjadi bagian dari Bulannya Bumi.
"Ini tidak tampak seperti apa yang kita bayangkan, kalau ini hanyalah sebuah asteroid 'normal'," kata Benjamin Sharkey, seorang astronom dari Universitas Arizona sekaligus penulis utama dari penelitian terbaru yang dipublikasi melalui jurnal Nature dilansir dari BBC, Selasa (12/7/2022).
Semenytara itu, rekannya yang bernama Juan Sanchez yang juga ambil bagian dari penelitian ini, mengatakan kepada BBC: "Mungkin asteroid ini terlontar akibat tabrakan antara Bulan dengan sebuah meteor. Materinya kemungkinan berasal dari pecahan permukaan Bulan."
Meskipun satu-satunya cara untuk mengetahui Kamo`oalewa secara alami, tentu saja dengan mendapatkan sampelnya, sesuatu yang bisa dilakukan dalam tahun-tahun terakhir ini, tapi para peneliti punya sejumlah alasan untuk meyakini bahwa teori tersebut benar.
BACA JUGA:Potret Terbaru Marshanda yang Sempat Heboh Dikabarkan Menghilang
Awal mula penemuan Kamo'oalewa
Sebuah 'satelit semu' Kamo'oalewa (yang sebelumnya dikenal dengan sebutan 2016 HO3) ditemukan pada 2016 melalui teleskop Pan-STARRS 1 yang berlokasi di Hawaii, Amerika Serikat.
Para peneliti memberinya nama Hawaii 'Kamo'oalewa' yang artinya "fragmen langit yang bergerak teratur"
Panjangnya kurang lebih 40 meter, dan secara teknis lebih dianggap sebagai 'satelit semu' dibandingkan dengan 'bulan'.
"Sebuah satelit semu di Bumi merupakan objek yang mengorbit pada jarak yang hampir sama atau mirip dengan Bumi. Dengan demikian, objeknya tetap dekat dengan planet kita saat benda angkasa itu mengorbit di Matahari," jelas Sanchez.
Tidak seperti Bulan, Kamo'oalewa tidak mengitari Bumi, tapi Matahari, dalam jalur paralel. Jadi, jika planet kita menghilang, asteroid ini terus saja mengorbit.
Para ilmuan sejauh ini mendeteksi terdapat lima satelit semu, tapi hanya Kamo'oalewa yang praktis dipelajari.
BACA JUGA:Menko PMK: Aturan Turunan UU TPKS Sedang Dikebut Pemerintah
"Kamo'oalewa lebih mudah untuk diamati dibandingkan dengan satelit semu lainnya, yang kita ketahui. Sekali dalam setahun, selama bulan April, penglihatan pada benda langit ini cukup jelas, jadi ini bisa diamati dengan teleskop besar dari Bumi," kata Sanchez.
Sementara yang lainnya, kurang terlihat, dan tak bisa dianalisis.