“Maka tujuannya adalah bagaimana kita mendorong agar yang berkorban itu tidak hanya ibu-ibu saja. Jadi yang berkorban ini biar seimbang. Kalau di Pemkot Mojokerto ini dalam rangka mengganggarkan pembangunan di berbagai sektor itu sudah perspektif gender, jadi ada keseimbangan antara laki-laki perempuan, anak-anak, disabilitas, maka dalam hal KB harusnya seimbang juga,”tuturnya.
Untuk meningkatkan jumlah akseptor KB MOP atau vasektomi di Kota Mojokerto Ngobras Wader yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DinkesP2KB) yang digelar tadi malam juga menghadirkan narasumber dr. Suryo Prasetyo Tribowo, Sp.U yang menjelaskan tentang manfaat dan proses KB pada pria.
Tak hanya itu dalam Ngobras Wader juga hadir Kabid Pembinaan Masyarakat Kementerian Agama Kota Mojokerto Bisri Mustofa yang menjelaskan tentang manfaat dan landasan hukum KB pada pria dari sudut pandang agama islam.
Sebelumnya Wali kota Mojokerto telah mendapatkan penghargaan Manggala Karya Kencana. Dimana dalam penghargaan MKK ini terdapat 3 indikator yang diukur bagi seorang kepala daerah untuk bisa mendapatkannya. Pertama adalah terkait pembangunan kependudukan, artinya Kota Mojokerto sudah berhasil dalam melaksanakan program Bangga Kencana. Indikator kedua adalah terkait pelaksanaan KB, serta indikator ketiga adalah penurunan stunting, yang mana Kota Mojokerto merupakan daerah dengan angka prevalensi stunting terendah di Jawa Timur.
(Fitria Dwi Astuti )