SWEDIA – Isu pesta liar Perdana Menteri (PM) Finlandia Sanna Marin terus bergulir. Meski sudah menjalani tes narkoba akibat video pesta yang bocor di publik, Marin terus menjadi ‘sasaran empuk’ polemik ini.
Hal ini terlihat saat dirinya ditanya oleh wartawan. Wartawan bertanya apakah dia bisa membuat keputusan cepat, jika sesuatu terjadi saat dia berada di klub ketika dia melakukan pesta liar itu.
“Saya tidak ingat satu kali pun ada situasi tiba-tiba di tengah malam untuk pergi ke Istana Dewan Negara,” jawabnya, dikutip news.com.au.
“Saya pikir kemampuan saya untuk berfungsi sangat baik. Tidak ada pertemuan yang diketahui pada hari-hari saya berpesta,” lanjutnya.
Baca juga: PM Finlandia Bantah Pakai Narkoba saat Pesta Liar Bersama Teman-Teman
“Saya percaya bahwa orang mengerti bahwa waktu luang dan waktu kerja dapat dipisahkan,” ujarnya.
Baca juga: Video Terbaru, PM Finlandia Berjoget Intim dengan 3 Pria Misterius
Dalam video pertama, yang muncul awal pekan ini, Marin terlihat minum bersama sekelompok teman, menari dan menyanyikan lagu-lagu rapper Finlandia Petri Nygård dan penyanyi pop Antti Tuisku.
Beberapa tokoh masyarakat Finlandia dapat dilihat dalam video termasuk penyanyi Alma, influencer Janita Autio, pembawa acara TV Tinni Wikström, YouTuber Ilona Ylikorpi, pembawa acara radio Karoliina Tuominen, stylist Vesa Silver dan MP Ilmari Nurminen dari Partai Sosial Demokrat yang sama dengan Marin.
Tahun lalu Marin terpaksa meminta maaf karena keluar clubbing sampai jam 04.00 setelah kontak dengan salah satu orang yang positif Covid-19. Dia diketahui pergi makan malam dan minum-minum hanya beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri Swedia ites positif.
Dia sempat mengaku jika dirinya tidak perlu isolasi karena sudah divaksinasi penuh. Dia menjelaskan bahwa dia telah melewatkan pesan teks yang dikirim ke telepon pemerintahnya, bukan telepon pribadi yang ada padanya.
"Saya sangat menyesal karena tidak mengerti bahwa saya perlu melakukan itu," katanya dalam sebuah pernyataan di Facebook saat itu.
Kritikus terhadap PM mengatakan dia seharusnya membawa telepon pemerintahnya setiap saat untuk alasan keamanan nasional jika terjadi keadaan darurat.
(Susi Susanti)