Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Biarawan Sembunyikan Harta Karun di Rawa-Rawa, Lindungi dari Serangan Viking dan Kekacauan Dinasti

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 30 Agustus 2022 |01:05 WIB
Kisah Biarawan Sembunyikan Harta Karun di Rawa-Rawa, Lindungi dari Serangan Viking dan Kekacauan Dinasti
Kisah biarawan sembunyikan harta karun di rawa-rawa (Foto: Museum Nasional Irlandia)
A
A
A

IRLANDIA - Salah satu penemuan arkeologi paling menarik dalam sejarah seni Irlandia ditemukan di Pulau Derrynaflan di Tipperary oleh seorang pria dan anak lelakinya, dengan menggunakan detektor logam.

"Pergilah ke sana dan celupkan jarimu ke dalam air suci - airnya selalu penuh," terang seorang petani dalam perjalanan BBC ke Pulau Derrynaflan.

Bisa dibilang, tim BBC mujur bersua dengannya, karena tak ada tanda untuk mengarahkan di sepanjang jalan berbatu ke tempat suci ini, yang sebagian besar cuma diketahui oleh warga setempat.

Derrynaflan bukanlah pulau biasa. Lahan mungil milik perorangan seluas 44 hektar ini, di kawasan pedalaman terbesar di Irlandia, tidak dikelilingi lautan atau danau.

 Baca juga: Banyak Harta Karun Muncul saat Permukaan Air Turun Drastis Akibat Kekeringan Parah

Tidak seperti biasanya, daratan itu muncul dari rawa-rawa di lahan gambut kecoklatan nan luas di daerah Tipperary. Kehadirannya mirip fatamorgana hijau yang menakjubkan.

Baca juga:  Kekayaan Bangsa Viking Terungkap Lewat Penemuan Harta Karun Gelang Emas dan Bros Perak Besar

Namun demikian, menurut kamus, daratan itu dikategorikan sebagai pulau.

BBC datang ke tanah rawa-rawa terpencil ini untuk melihat di mana para biarawan hermetis paling awal di Irlandia ini menyepi pada abad ke-6.

Ketika sebagian besar Eropa terguncang akibat kekacauan pasca-Romawi pada Abad Kegelapan, daratan bagi orang-orang kudus dan cendekiawan (sebagaimana Irlandia dikenal secara luas) ini melawan dengan memasuki zaman keemasan skolastik dan pencapaian artistik luar biasa, yang ditandai dengan pemukiman para biarawan seperti Derrynaflan.

Tapi yang sangat menarik dari Derrynaflan adalah harta karun tak ternilai yang kemungkinan besar ditinggalkan di sini oleh para biarawan.

Ditemukan hanya beberapa dekade silam, temuan itu telah mengubah hukum Irlandia dan menjadi salah satu penemuan arkeologi paling menarik dalam sejarah seni Irlandia.

Dengan langkah hati-hati agar tak mengganggu kawanan lembu yang tengah makan, tim BBC perlahan mendaki sejauh 200 meter menuju reruntuhan bangunan nan molek yang masih menjadi daya tarik pulau itu hingga saat ini.

Sesampai di puncak, tim BBC mengelilingi sisa-sisa biara abad ke-12 yang menggantikan biara sebelumnya.

Cahaya lembut berwarna aprikot saat petang mengalir melalui jendela tanpa panel ke arah altar yang sudah lama ditinggalkan.

Hanya dua bejana batu yang tersisa. Yakni satu, sebuah batu Bullaun (mangkuk) peninggalan abad pertengahan. Lalu batu berlubang yang cukup untuk menampung air 'suci' (hujan) yang dijanjikan bagi para petani.

Sebuah informasi berupa tanda-tanda di reruntuhan biara mengungkapkan lebih banyak hal di Derrynaflan ketimbang yang pertama kali dilihat oleh mata gerejawi.

Secara kontroversial, daratan mistis yang jarang diketahui ini menjadi tersohor di bidang arkeologi internasional pada 1980 ketika seorang pria dan anaknya dari kota Clonmel, sekitar 25 km jauhnya, menemukan cangkir dan piring dengan hiasan rumit. Mereka menemukannya dengan menggunakan detektor logam sederhana.

"Piala" itu sebenarnya adalah piala yang dipakai dalam misa suci abad ke-9.

Nessa O'Connor, kurator dan arkeolog di Museum Nasional Irlandia mengatakan "piring" yang ditemukan adalah sebuah patena peninggalan abad ke-8 yang digunakan untuk menampung roti selama ekaristi gereja abad pertengahan Irlandia.

"Benda-benda ini merupakan obyek elit dengan standar pengerjaan yang sangat, sangat tinggi yang dibuat pada titik tertinggi di gereja awal Irlandia," ujarnya, dikutip BBC.

“Piala perak dan patena dihias dengan luar biasa oleh para pengrajin emas Celtic kuno,” lanjutnya.

Anyaman emas nan halus yang disebut "filigree", menjadi hiasan rumit seukuran perangko di sekitar tepian patena, dengan gaya khas Irlandia.

Patena juga merupakan satu-satunya contoh dari jenisnya yang bertahan dari peninggalan awal abad pertengahan di Eropa Barat.

Saringan anggur dan penyangga (untuk patena) melengkapi koleksi Seni Insular yang tak ternilai.

Insular adalah gaya seni bersama di Irlandia dan Inggris sekitar tahun 600 hingga 900 Masehi, yang sangat dipengaruhi oleh perluasan tradisi monastik Irlandia).

"Kombinasi benda-benda itu unik, itu satu set altar yang lengkap," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa mengubur barang-barang berharga adalah hal biasa selama serangan Viking dan kekacauan dinasti pada abad ke-10 hingga ke-12.

"Sepertinya itu disimpan dengan sengaja [oleh para barawan] saat berisiko tinggi,” terangnya.

Sejak itu, para arkeolog telah mengamati pulau itu dengan cermat dan tidak ada lagi yang ditemukan.

Saat ini, berbagai peninggalan di Derrynaflan dapat dilihat di Museum Nasional Irlandia di Dublin, bersama dengan penemuan luar biasa lainnya pada periode Seni Insular, seperti Ardagh Chalice, yang ditemukan pada 1868 oleh seorang pemuda di dekat Ardagh, County Limerick.

O'Connor mencatat bahwa seni dan gayanya sebanding Book of Kells dengan hiasan rumitnya, yang merupakan "harta budaya terbesar Irlandia", berdasarkan data Trinity College Dublin, di mana benda-benda itu dipajang,

Kondisi alam berupa rawa-rawa terbukti amat bagus untuk melestarikan artefak-artefak kuno.

Suhu rendah, pasokan oksigen yang minim dan keasaman tanah yang tinggi membuat bahan organik bahkan dapat bertahan selama ribuan tahun.

Sebagai contoh, sebuah tong mentega berusia 3.000 tahun ditarik keluar dari rawa gambut Irlandia.

Tak hanya itu, mayat berusia lebih dari 2.000 tahun telah ditemukan dengan rambut dan kuku yang masih utuh.

Sharon Greene, arkeolog dan editor Archaeology Magazine mengatakan sebelum berkembang motif berburu harta karun demi cepat kaya , Irlandia sudah memiliki salah satu undang-undang paling ketat di Eropa yang mengatur tentang penggalian dan pencarian menggunakan logam – dan, penemuan harta karun Derrynaflan makin memperketatnya.

Pertarungan hukum selama tujuh tahun di Derrynaflan antara pemburu harta karun yang menggunakan detektor, para pemilik tanah dan pemerintah, yang sampai ke Mahkamah Agung, akhirnya memutuskan bahwa harta karun itu milik negara.

"Itu berarti tidak ada adegan perburuan harta karun yang legal di Irlandia seperti di negara lain," terangnya.

Di Inggris, operator tur spesialis dapat mengatur perjalanan untuk berburu harta karun.

"Hal seperti itu tidak akan pernah terjadi di Irlandia," katanya.

Kawasan pedesaan Irlandia memiliki salah satu konsentrasi terpadat monumen-monumen arkeologi yang masih hidup di Eropa Barat.

"Ada pulau rawa lain dan situs biara kuno yang tersebar di mana-mana," kata Greene, yang percaya bahwa situs warisan harus dapat diakses oleh semua orang.

Perselisihan terkait kepemilikan dan nilai ekonomi dari harta karun Derrynaflan melahirkan aturan yang melarang aktivitas pendeteksian yang menggunakan logam di Irlandia.

Hukuman bagi upaya pencarian dan penggalian tanpa izin sangatlah keras.

Dan setiap benda purbakala yang ditemukan secara tidak sengaja (misalnya, saat membajak tanah) secara otomatis menjadi milik negara.

Namun, saat ini, minat akan aktivitas arkeologis bukanlah tentang keuntungan finansial pribadi dan lebih banyak tentang kebanggaan akan tempat dan menemukan hubungan khusus dengan masa lalu Anda.

Dengan semangat inilah, tim BBC berjalan tanpa tergesa-gesa ke Derrynaflan mengikuti jalur baru sepanjang 9km dari Horse and Jockey Hotel di kota kecil bernama sama.

Dengan sabar tim BBC menyusuri jalan berkelok-kelok, lalu menyeberangi jembatan ke jalur berbatu yang baru dibuat oleh penduduk setempat yang bersemangat selama pandemi untuk membuat rawa yang berbahaya lebih mudah diakses.

Pulau tersebut, yang dapat dicapai melalui jalan setapak, sekitar 200 meter dari rute utama, mulai terlihat.

Setelah beberapa dekade aktivitas industri pemangkasan gambut untuk bahan bakar di Irlandia, kawasan rawa tidak lagi sekedar ‘selimut’ alami menyehatkan seperti dulu.

Tetapi, beberapa tahun sejak aktivitas memanen gambut diakhiri karena kebijakan 'hijau', sungguh menggembirakan melihat dunia tumbuhan mendapatkan kepercayaan diri atas lanskap yang sebagian besar sudah jenuh.

"Alam akan mengambilnya kembali dengan amat cepat," kata Eoin O'Connell, guru ilmu pertanian dan biologi di sekolah menengah terdekat yang saya temui dalam perjalanan.

O'Connell seringkali berjalan kaki ke Derrynaflan dari lokasi pertanian keluarganya di Lurgoe, sebuah kota yang berjarak beberapa kilometer jauhnya, yang dilalui rute dalam perjalanan kembali ke Horse and Jockey.

Rerumputan, bunga liar, dan deretan gorse – semak berduri dengan bunga kuning cerah beraroma vanila – telah mengakar di kawasan itu.

Genangan air, yang suatu hari akan mengembang menjadi dataran banjir, memberi isyarat dengan pantulan lembut.

"Perlahan, itu akan berubah dari pelepas karbon menjadi spons karbon," tambahnya.

Burung-burung lahan basah, sekarang berkumpul dalam jumlah yang lebih besar, menembus kesunyian yang menakutkan.

"Saya pernah mendengar seekor kukuk," ujarnya.

"Itu jarang terjadi,” terangnya.

Liam Fleming, warga lokal lain yang tertarik untuk menemukan warisan tersembunyi, memulai kelompok jalan kaki bernama Tipperary Siul Eile (berarti "jalan lain") yang melibatkan segelintir orang pada 2016.

Sejak itu berkembang menjadi 5.000 orang peserta.

Pengunjung dapat mengikuti jalan-jalan regular, termasuk Derrynaflan Loop secara gratis.

"Kami ikut bangga menjaga aneka monumen dan jalan setapak, tetapi kami juga menyatukan orang dan berbagi cerita satu sama lain,” ungkap Fleming, yang baru-baru ini menerima penghargaan untuk upaya sosialnya yang berkelanjutan.

Sementara itu, sebagian besar dari 150.000 atau lebih monumen arkeologi Irlandia tercatat berada di tanah pribadi dan membutuhkan izin dari pemilik tanah untuk mengunjunginya. Di sisi lain, masyarakat berhasil mengakses situs kuno lokal mereka, seperti makam megalitik, biara, kastil, lingkaran batu dan areal medan perang, melalui Dewan Warisan yang memulai sebuah program Monumen.

Para pengunjung tidak akan pernah jauh dari komunitas yang memiliki kebanggaan dengan tempat atau lokasi yang menghubungkan mereka dengan masa lalu.

Karena banyak harta tersembunyi ini seringkali berada di luar kemampuan mesin pencari Google, Greene dan Fleming sama-sama merekomendasikan untuk mengandalkan cara yang lebih tradisional, yaitu "bertanya secara lokal" tentang situs kuno yang diminati.

Ini berarti "menanyakan apa yang harus dilakukan" di hotel, toko, atau pub di area tersebut.

Di Killenaule, sebuah kota kecil sekitar 9km dari Derrynaflan, di mana Anda masih bisa mengudap sajian makanan dan segelas bir Guinness di toko yang sama, orang-orang akan senang hati memberi tahu Anda tentang semua hal yang perlu Anda ketahui, mengenai pulau harta karun yang mereka cintai dan bagaimana Anda bisa sampai di sana.

Harapan mendapat informasi yang benar akan dibungkus dalam olok-olok legendaris dan cerita rakyat dari generasi ke generasi.

Kendati demikian, kisah berharga lainnya akan diceritakan oleh warga setempat.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement